16 11
2022Ukuran buku A5
Cetak kertas book paper
Halamana: 513 halaman
Buku ini memperkenalkan model “Pengelolaan Konflik Teologis”, karena di dalamnya terdapat rumusan yang merupakan landasan etis dan landasan teknis dalam penyelesaian suatu konflik. Prinsip-perinsip ini juga ada di dalam agama-agama lain, karena semua agama memiliki ajaran keselamatan bagi kehidupan manusia dan nilai-nilai perdamaian.
Kajian dalam buku ini mendukung pandangan Mohammad Abu-Nimer (2010) dan Chaiwat Satha-Anand (2015), yang menyatakan aksi-aksi nirkekerasan atau perlawanan-perlawanan damai lebih berhasil mencapai tujuannya dari pada aksi-aksi kekerasan. Hasil kajian ini juga sejalan dengan pemikiran K. Gandhi (Hindu), dan Dorothy Day (Katolik), serta Martin Luther King, Jr. (Kristen) yang berhasil mensarikan nirkekerasan dari nilai agama.
Dalam buku ini, juga dibahas model model penyelesaian konflik dari Johan Galtung, Diana Francis, Roger W. Cobb dan Charles D. Edler, John Burton, dan Louis Kriesberg. Model pengelolaan konflik ini menolak model pengelolaan konflik yang menekankan pada model partisi (segregasi), dominasi, asimilasi, sinkretisme, dan deideologisasi yang juga pernah dikemukakan para ahli. Model ini lebih mendukung semangat ko-eksistensi atau hidup damai dan berdampingan bersama.
Kajian dalam buku ini juga menolak pandangan tokoh pengusung cara perang dan kekerasan dalam penyelesaian konflik, seperti Abdullah Azzam, Abu Muhammad ‘Ashim Al-Burqawi Al-Maqdisi, dan tokoh lainnya yang menyatakan bahwa konflik antarumat beragama di banyak negara Muslim, hanya bisa diselesaikan dengan jihad fisik, yaitu mengalahkan musuh dengan senjata (kekerasan dan peperangan).
Download PDF