06 12
2022Jenis kertasA4
Jumlah Halaman : 92
Fenomena maraknya ekstrimisme atas nama agama cukup meresahkan masyarakat. Sejak tahun
2000 telah terjadi berbagai aksi terorisme di tanah air. Setiap tahun, minimal terjadi satu kali aksi
terorisme. Aksi-aksi tersebut dilakukan oleh individu-individu yang mengalami radikalisasi. Hasil
temuan beberapa lembaga riset menyimpulkan, terjadi penyebaran ekstrimisme dan radikalisasi
yang cukup massif di masyarakat. Salah satu media yang dipakai dalam penyebaran paham
ekstrimisme adalah melalui media online.
Beberapa kasus terorisme dilakukan oleh individu yang menerima paham ekstrimisme melalui
media online. Atas dasar itu, berbagai upaya perlu dilakukan dalam menyikapi media online yang
mengusung ekstrimisme antara lain yaitu: 1) memblokir media online tersebut, 2) literasi media,
3) mendorong media online kontra narasi.
Pada tahun 2021, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi telah memblokir
lebih dari 500 web/portal yang mengandung konten penyebaran ekstimisme. Namun, pemblokiran
media online ektrim tersebut, tidak sepenuhnya efektif, sebab hari ini ditutup, besok bisa muncul
kembali dengan link yang berbeda. Sementara literasi media, sifatnya mengedukasi masyarakat,
sehingga tidak mudah dan membutuhkan upaya panjang. Harapan terakhir ada pada media yg
mengembangkan kontra narasi.
Saat ini, telah muncul beberapa media online yang berperan dalam kontra narasi ekstrimisme.
Media-media online tersebut, aktif melakukan desiminasi kontranarasi ekstrimisme. Sejauh ini
belum banyak evaluasi sejauhmana efektivitas media online yang memproduksi kontra narasi
ekstrimisme; apakah selama ini efektif sebagai penyeimbang media ekstrim.
Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Balitbang Kemenag pada tahun 2019, telah
melakukan riset terkait media online kontra narasi ekstrimsime. Lokus kajian adalah 15 kota-kota
di Jawa dan Sumatera, dengan asumsi, masyarakat di kota-kota tersebut, banyak yang mengakses
media online. Adapun kota-kota tersebut adalah: Serang, Tangerang, Tangerang Selatan, Bandung,
Bogor, Cirebon, Semarang, Solo, Jogjakarta. Surabaya, Malang, Medan, Palembang, Padang, dan
Lampung.
Hasli riset terhadap media online yang mengembangkan narasi kontra ekstrimisme ada pada angka
skor 81, 81. Itu artinya media-media yang dikaji masuk kategori sangat baik sebagai media yang
mengusung kontra narasi ektrimisme. Angka tersebut diperoleh dari nilai tiga dimensi yang telah
ditetapkan yaitu, nilai dimensi koherensi struktural 85,56, koherensi material 80,82, koherensi
karaterologi 77,65, dan kesejajaran naratif 83,23.
Latar belakang, permasalahan, tujuan, metode, konsep, pemaparan hasil dan pembahasan, serta
rekomendasi yang disarankan dari hasil riset tersebut telah dituliskan dalam buku ini. Semoga
buku ini memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pihak-pihak terkait dan masyarakat dalam
memahami eksistensi, dinamika, dan perkembangan media online yang mengusung gagasan
kontra narasi ektrimsime. Selamat membaca.