Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota:
Publisher: BLA-Makassar
Diunduh: 38x
Views 461x
Editor: blamakassar
Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi ethnografi praktis. Tradisi lisan merupakan fenomena humanistik, sehingga perlu didekati dengan paham manusiawi. Tradisi lisan merupakan ekspresi budaya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal tersebut diantaranya tersaji dalam siklus hidup manusia mulai, dari lahir sampai mati dan diwariskan secara turun-temurun.
Hasil penelitian tradisi lisan pada siklus hidup manusia sebagai media pendidikan pada Masyarakat Bugis, Mandar, Makassar dan Luwu. Adapun unsur-unsur pedidikan yang ada dalam tradisi lisan pada siklus hidup tersebut di atas adalah berkembangnya nilai-nilai luhur yang senantiasa terselip dalam setiap item ritual siklus hidup, dan di dalamnya selalu melekat pesan-pesan moral dan ekspresi keagamaan dari masyarakat, seperti nilai gotong royong, persatuan masyarakat, kepedulian lingkungan, syukuran atas keberhasilan, kemandirian anak, perekonomian, kecintaan yang tulus dan ikhlas beramal, kritik social, dan lain-lain.
Executive Summary Penelitian Tentang: TRADISI LISAN DALAM SIKLUS HIDUP SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN PADA MASYARAKAT BUGIS, MANDAR, MAKASSAR DAN LUWU Pendahuluan Salah satu tujuan penelitian lektur keagamaan adalah untuk dapat menjadi sarana pengembangan keagamaan yang lapang dan toleran selaras dengan wawasan kebangsaan dan kebhinnekaan. Hal ini menjadi sangat penting di tengah kecenderungan bergantinya budaya asli kedaerahan dan melebur ke dalam budaya global yang dianggap sebagai kebutuhan dan tuntutan hidup zaman modern. Bentuk budaya asli kedaerahan itu di antaranya adalah tradisi lisan yang dalam penelitian ini dipoteret melalui siklus hidup masyarakat. Tradisi lisan merupakan ekspresi budaya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal tersebut diantaranya tersaji dalam siklus hidup manusia mulai, dari lahir sampai mati dan diwariskan secara turun-temurun. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengangkat permasalahan: Tradisi lisan apa saja yang ada dalam siklus hidup masyarakat dan unsur pendidikan apa saja yang ada dalam tradisi lisan sebagai media pendidikan bagi masyarakat? Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang mewakili empat etnis yaitu; Makassar (Gowa, Takalar), Bugis (Bone dan Wajo), Mandar (Polewali, Mamasa) dan Luwu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi ethnografi praktis. Tradisi lisan merupakan fenomena humanistik, sehingga perlu didekati dengan paham manusiawi. Temuan Hasil penelitian tradisi lisan pada siklus hidup manusia sebagai media pendidikan pada Masyarakat Bugis, Mandar, Makassar dan Luwu. Pada masyarakat Bugis ditemukan sederetan folklore tradisi lisan pada siklus hidup masyarakat sebagai berikut: 1. Upacara Kehamilan, Kelahiran dan Pemeliharaan Anak; Mattena sanro (metn sRo), mappanre to mangideng (mper to mGidE) atau mappe’pulu (meppulu), maccera wettang (mecr wEt). dst. 2. Upacara Perkawinan; mepsE-epsE / mblwo cici / mbj llE (mappe’se - pe’se / mabalawo cici / mabbaja lolo), dst. 3. Acara Kematian; ripmd (ripamadang), riauju (riujuk) dst. 4. Upacara Memasuki Rumah Baru; peR bol (panre’ bola), posi bol (posi’ bola), dst. 5. Upacara Pertanian; meR sipulu (manre sipulung), mdoj bien / mptiRo bien (maddoja bine/mappatinro bine), dan upacara mecr tprE (Maccera’ Tappareng). Bentuk tradisi lisan yang ada dalam masyarakat Bugis ini pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan dengan bentuk tradisi lisan yang ada dalam masyarakat Luwu dan perbedaannya hanya terletak pada peristilahannya saja. Adapun sastra tradisi lisan yang terdapat dalam masyarakat Makassar adalah: 1. Ritual maudhu’ lompoa, 2. Patorani Galesong (pesta nelayan), 3. Lemmang (pesta panen), 4. Gaukang Karaeng Galesong, 5. Adat keseharian berpakaian, tata cara berkomunikasi, tata karma dan ritual rumah. 6. Perkawinan, 7. Kematian. Sedangkan dalam masyarakat Mandar ditemukan tradisi lisan dalam siklus hidup sebagai berikut: 1. Meuriq/Diuriq (acara kehamilan delapan bulanan), 2. Menyambut kelahiran bayi, 3. Mappadaiq toyang (parrimbang), 4. Mesunnaq (khitanan), 5. Upacara Perkawinan, 6. Jodoh dan Perkawinan Ideal, 7. Jenis-jenis Perkawinan Mandar, 8. Tahapan Perkawinan, 9. Tahapan hari perkawinan, 10. Tahapan sesudah perkawinan, 11. Upacara Kematian, 12. Ritual Membuka Lahan, 13. Mendaiq boyang (menaiki rumah), 14. Mappande boyang (syukuran menempati rumah), 15. Melluas turun laut dan melluaq turun sungai, 16. Mappasoro (memohon kesembuhan), 17. Pamali, 18. Macceraq Koroang dan mappatammaq. 18. Kesenian Rakyat; Kalindaqdaq, Tari patudduq, Parrawana Passayang-sayang. Adapun unsur-unsur pedidikan yang ada dalam tradisi lisan pada siklus hidup tersebut di atas adalah berkembangnya nilai-nilai luhur yang senantiasa terselip dalam setiap item ritual siklus hidup, dan di dalamnya selalu melekat pesan-pesan moral dan ekspresi keagamaan dari masyarakat, seperti nilai gotong royong, persatuan masyarakat, kepedulian lingkungan, syukuran atas keberhasilan, kemandirian anak, perekonomian, kecintaan yang tulus dan ikhlas beramal, kritik social, dan lain-lain.
Rekomendasi Berdasarkan pada hasil penelitian di atas, peneliti merekomendasikan: 1. Hendaknya masyarakat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menyadari posisi pentingnya orisinalitas tradisi lisan sebagai warisan budaya bangsa yang begitu tinggi nilainya, dengan secara konsisten berupaya mempertahankan kegiatan-kegiatan tersebut dalam semua aspek siklus hidupnya. 2. Hendaknya pemerintah memberikan dukungan informasi tentang pentingnya menjaga budaya bangsa, khususnya tradisi lisan, dan berperan aktif bersama masyarakat dalam pelestarian tradisi-tradisi lisan dengan jalan memasukkannya dalam pelajaran muatan lokal berdasarkan lokalitas tersebut.
|
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi ethnografi praktis. Tradisi lisan merupakan fenomena humanistik, sehingga perlu didekati dengan paham manusiawi. Tradisi lisan merupakan ekspresi budaya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal tersebut diantaranya tersaji dalam siklus hidup manusia mulai, dari lahir sampai mati dan diwariskan secara turun-temurun.
Hasil penelitian tradisi lisan pada siklus hidup manusia sebagai media pendidikan pada Masyarakat Bugis, Mandar, Makassar dan Luwu. Adapun unsur-unsur pedidikan yang ada dalam tradisi lisan pada siklus hidup tersebut di atas adalah berkembangnya nilai-nilai luhur yang senantiasa terselip dalam setiap item ritual siklus hidup, dan di dalamnya selalu melekat pesan-pesan moral dan ekspresi keagamaan dari masyarakat, seperti nilai gotong royong, persatuan masyarakat, kepedulian lingkungan, syukuran atas keberhasilan, kemandirian anak, perekonomian, kecintaan yang tulus dan ikhlas beramal, kritik social, dan lain-lain.