Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota:
Publisher: BLA-Makassar
Diunduh: 36x
Views 578x
Editor: blamakassar
Abstrak:
Penelitian ini mengoperasionalkan metode kualitatif deskriptif untuk mengungkap aspek religi dalam kesenian dengan terlebih dahulu melakukan study observasi terhadap pelaksaan kesenian dalam masyarakat, untuk selanjutnya menggali nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam prosesnya, dengan tetap memerhatikan dialektika seni dan agama yang bergulir. Sebagai salah satu kajian cultural-religi, penelitian ini bukanlah sebuah riset eksperimental yang mencari suatu kaidah, tetapi sebuah riset interpretatif yang mencari makna. Sehingga setiap makna yang terkandung dalam keseluruhan aspek dalam kesenian itu (proses, dan dialektika agama budaya) menjadi titik analisis yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam, serta kajian dari berbagai literatur terkait.
Penelitian dilakukan di 10 lokasi pada Sembilan Provinsi se-kawasan Timur Indonesia dengan memilih secara purposive kesenian lokal keagamaan di setiap lokus penelitian. Kesenian tersebut adalah: Haroa Maludu dan Ganda Maludu di Baubau (Sulawesi Tenggara), Tarian Ma’atenu di desa Pelaw Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah (Maluku), Kesenian Dabus di Ternate (Maluku Utara), Tingkilan di Kalimantan Timur, Molape Saronde dan Motidi di Gorontalo, Parrawana di Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kesenian Rego di Kaili (Sulawesi Tengah), Kesenian Masamper (Sulawesi Utara), Tari Pajaga di Palopo (Sulawesi Selatan), dan Seni Tradisi Pembacaan Ratek Mauduk di Jeneponto (Sulawesi Selatan).
Executive Summary Penelitian tentang: Nilai Keagamaan dalam Seni Budaya di Kawasan Timur Indonesia
Pendahuluan Penelitian ini menghendaki pelacakan secara deskriptif “nilai-nilai keagamaan dalam seni budaya masyarakat di kawasan timur Indonesia” dengan tujuan menginventarisasi sejumlah seni budaya yang berhubungan dengan agama setempat. Dari sekian banyak seni budaya yang terinventarisir, peneliti memilih salah satu seni budaya yang sangat erat hubungannya dengan budaya dan agama mayoritas daerah tersebut. Ini dimaksudkan agar tergambar bagaimana asimilasi, akulturasi dan pergulatan maupun pergumulan antara budaya lokal asli dengan agama sebagai penyeimbang, yang akhirnya bersinergi membangun sebuah kebudayaan baru yang unik. Kebudayaan baru tersebut menjadi keragaman suku bangsa Indonesia.Penelitian ini mengoperasionalkan metode kualitatif deskriptif untuk mengungkap aspek religi dalam kesenian dengan terlebih dahulu melakukan study observasi terhadap pelaksaan kesenian dalam masyarakat, untuk selanjutnya menggali nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam prosesnya, dengan tetap memerhatikan dialektika seni dan agama yang bergulir. Sebagai salah satu kajian cultural-religi, penelitian ini bukanlah sebuah riset eksperimental yang mencari suatu kaidah, tetapi sebuah riset interpretatif yang mencari makna. Sehingga setiap makna yang terkandung dalam keseluruhan aspek dalam kesenian itu (proses, dan dialektika agama budaya) menjadi titik analisis yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam, serta kajian dari berbagai literatur terkait. Penelitian dilakukan di 10 lokasi pada Sembilan Provinsi se-kawasan Timur Indonesia dengan memilih secara purposive kesenian lokal keagamaan di setiap lokus penelitian. Kesenian tersebut adalah: Haroa Maludu dan Ganda Maludu di Baubau (Sulawesi Tenggara), Tarian Ma’atenu di desa Pelaw Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah (Maluku), Kesenian Dabus di Ternate (Maluku Utara), Tingkilan di Kalimantan Timur, Molape Saronde dan Motidi di Gorontalo, Parrawana di Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kesenian Rego di Kaili (Sulawesi Tengah), Kesenian Masamper (Sulawesi Utara), Tari Pajaga di Palopo (Sulawesi Selatan), dan Seni Tradisi Pembacaan Ratek Mauduk di Jeneponto (Sulawesi Selatan).
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kultur dan kondisi sosial masyarakat di masing-masing daerah sasaran penelitian, sangat memengaruhi karakteristik kesenian keagamaan. Penyesuaian dengan adat dan budaya masyarakat setempat menjadi point penting dalam penggunaan kesenian sebagai salah satu media dakwah kultural agama, yang sekaligus menjadi salah satu perekat nilai kerukunan sosial-agama di Kawasan Timur Indonesia. Rekomendasi 1. Hendaknya dilakukan penggalakan dakwah kultural-keagamaan dalam setiap pertunjukkan kesenian agar Masyarakat menjadi lebih mafhum terhadap budayanya melalui kesenian, dan kesenian itu sendiri menjadi lestari dan tercerahkan oleh partisipasi berbudaya para masyarakat pendukungnya. 2. Pokok-Pokok Keagamaan yang mengilhami setiap kesenian dan tradisi lokal masyarakat sepatutnya menjadi salah satu inspirasi pendidikan dalam rangka mewujudkan Pendidikan yang berkesenian dan seni yang mendidik. 3. Pemerintah terkait hendaknya memberikan penghargaan kepada para pelaku kesenian lokal di masing-masing daerah. 4. Perlu adanya Penelitian lanjutan untuk melengkapi informasi dan kesenian keagamaan lokal lainnya di Indonesia. 5. Perlu pembuatan Film Dokumenter Seni Budaya Keagamaan layak publikasi. 6. Perlu pembuatan Ensiklopedi Seni Budaya Keagamaan Indonesia Timur.
|
Penelitian ini mengoperasionalkan metode kualitatif deskriptif untuk mengungkap aspek religi dalam kesenian dengan terlebih dahulu melakukan study observasi terhadap pelaksaan kesenian dalam masyarakat, untuk selanjutnya menggali nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam prosesnya, dengan tetap memerhatikan dialektika seni dan agama yang bergulir. Sebagai salah satu kajian cultural-religi, penelitian ini bukanlah sebuah riset eksperimental yang mencari suatu kaidah, tetapi sebuah riset interpretatif yang mencari makna. Sehingga setiap makna yang terkandung dalam keseluruhan aspek dalam kesenian itu (proses, dan dialektika agama budaya) menjadi titik analisis yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara mendalam, serta kajian dari berbagai literatur terkait.
Penelitian dilakukan di 10 lokasi pada Sembilan Provinsi se-kawasan Timur Indonesia dengan memilih secara purposive kesenian lokal keagamaan di setiap lokus penelitian. Kesenian tersebut adalah: Haroa Maludu dan Ganda Maludu di Baubau (Sulawesi Tenggara), Tarian Ma’atenu di desa Pelaw Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah (Maluku), Kesenian Dabus di Ternate (Maluku Utara), Tingkilan di Kalimantan Timur, Molape Saronde dan Motidi di Gorontalo, Parrawana di Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kesenian Rego di Kaili (Sulawesi Tengah), Kesenian Masamper (Sulawesi Utara), Tari Pajaga di Palopo (Sulawesi Selatan), dan Seni Tradisi Pembacaan Ratek Mauduk di Jeneponto (Sulawesi Selatan).