Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota:
Publisher: BLA-Makassar
Diunduh: 41x
Views 304x
Editor: blamakassar
Abstrak:
Masyarakat Islam di Kawasan Indonesia Timur memiliki beragam problem social, mulai dari gerakan separatism, pembangunan yang tertinggL, hingga munculnya gerakan keagamaan baru (new religious movement) yang berorientasi puritanis. Kehadiran kelompok gerakan Islam baru akan berbenturan dengan konstruksi masyarakat Islam di Kawasan TImmur Indonesia yang tradisional dengan basis etnisitas yang beranekaragam.
Pertemuan dua arus ini akan membawa dampak buruk terhadap kerukunan antar umat beragama. Peran ormas Islam yang berhaluan nasionalis sangat dibutuhkan untuk merdam persoalan yang dihadapi masyarakat Islam tersebut.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sasaran pada ormas Islam yang dianggap memiliki posisi signifikan dalam masyarakat yang diteliti, yaitu NU di Sorong, MMP di Jayapura, Assalam di Manado, dan DDI di Polman.
EXECUTIVE SUMMARY Penelitian Tentang: POTENSI ORGANISASI KEAGAMAAN DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
PENDAHULUAN Masyarakat Islam di Kawasan Indonesia Timur memiliki beragam problem social, mulai dari gerakan separatism, pembangunan yang tertinggL, hingga munculnya gerakan keagamaan baru (new religious movement) yang berorientasi puritanis. Kehadiran kelompok gerakan Islam baru akan berbenturan dengan konstruksi masyarakat Islam di Kawasan TImmur Indonesia yang tradisional dengan basis etnisitas yang beranekaragam. Pertemuan dua arus ini akan membawa dampak buruk terhadap kerukunan antar umat beragama. Peran ormas Islam yang berhaluan nasionalis sangat dibutuhkan untuk merdam persoalan yang dihadapi masyarakat Islam tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengambil sasaran pada ormas Islam yang dianggap memiliki posisi signifikan dalam masyarakat yang diteliti, yaitu NU di Sorong, MMP di Jayapura, Assalam di Manado, dan DDI di Polman.
TEMUAN Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara umum seluruh organisasi memilik posisi dan peran yang cukup signifikan dan penting melalui lembaga pendidikan (DDI dan Assalam), kajian rutin, advokasi, penguatan kerukunan dan pendirian sekolah imam yang dilakukan NU dan MMP. Program-program setidaknya berkonstribusi pada pembangunan nalar keagamaan yang inklusif dan saling menghargai baik antar maupun intra beragama. Ini berarti ormas Islam berkonstribusi pada “pemeliharaan” hubungan umat beragama yang berimplikasi pada kehidupan umat beragama di Indonesia yang damai. Hanya saja beberapa organisasi kesulitan mengembangkan diri lagi akibat dari adanya problem internal (terutama soal dana dan perselisihan internal), dan juga sebagian masih terjebak dalam pengembangan program yang bersifat mekanis, tidak lagi terlibat dalam upaya pembangunan masyarakat yang tidak visioner.
REKOMENDASI Berdasarkan itu, peneliti merekomendasikan beberapa hal : 1. Pemerintah perllu mengambil peran dalam mendorong (kembali) penguatan peran ormas Islam yang nasionais itu, dengan cara : a) memberikan donasi yang tepat sasaran untuk pengembangan organisasi; b) membantu pengembangan jarungan antar organisasi Islam nasionalis ini sebagai bentuk counter terhadap kelompok keagamaan yang berorientasi transnasionalis. 2. Secara internal, beberapa organisasi perlu melakukan strategic planning untuk menemukan kembali posisi mereka di tengah dinamika masyarakat Islam yang telah berubah. |
Masyarakat Islam di Kawasan Indonesia Timur memiliki beragam problem social, mulai dari gerakan separatism, pembangunan yang tertinggL, hingga munculnya gerakan keagamaan baru (new religious movement) yang berorientasi puritanis. Kehadiran kelompok gerakan Islam baru akan berbenturan dengan konstruksi masyarakat Islam di Kawasan TImmur Indonesia yang tradisional dengan basis etnisitas yang beranekaragam.
Pertemuan dua arus ini akan membawa dampak buruk terhadap kerukunan antar umat beragama. Peran ormas Islam yang berhaluan nasionalis sangat dibutuhkan untuk merdam persoalan yang dihadapi masyarakat Islam tersebut.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sasaran pada ormas Islam yang dianggap memiliki posisi signifikan dalam masyarakat yang diteliti, yaitu NU di Sorong, MMP di Jayapura, Assalam di Manado, dan DDI di Polman.