Penelitian Relasi Antar Umat Beragama di Berbagai Daerah

Ketua Penelitian :

Kategori: Bahan Kebijakan

Anggota:

Publisher: PuslitbangKK

Diunduh: 37x

Views 362x

Editor: puslitbangkk

Abstrak:

...

Lampiran Tidak Tersedia

Relasi antarumat beragama yang ideal adalah sebagaimana relasi antara umat Muslim dan Kristen di Wayame Ambon, atau seperti relasi antara etnis Mandar (Muslim) dengan etnis Mamasa (Kristen) di Sulawesi Barat yang memiliki acuan kearifan lokal yang dapat mereka pegangi bersama. Meskipun kedua ilustrasi di atas tidak menggambarkan relasi antara mayoritas dan minoritas, tapi sekurang-kurangnya ilustrasi tersebut dapat menggambarkan relasi yang ideal antarumat beragama yang berbeda.Kendatipun di beberapa daerah dijumpai adanya relasi antarumat beragama yang kurang kondusif bagi kerukunan.

Adanya perbedaan relasi antar umat beragama, di satu tempat atau daerah relasi antarumat berjalan baik, sementara di daerah lain berjalan kurang baik dan cenderung menimbulkan konflik. Hal ini yang mendorong Puslitbang Kehidupan Keagamaan melakukan penelitian terhadap relasi antarumat beragama mayoritas-minoritas. Penelitian ini lebih memilih relasi antarumat beragama yang cenderung harmonis.Dengan maksud agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh relasi antarumat beragama yang kondusif dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan di Kementerian Agama dan kementerian terkait lainnya bagi pemeliharaan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, yang dilakukan di 5 lokasi, yakni: 1) Relasi antara Mayoritas Muslim-Enclave Kristen di Mojowarno Jombang Jawa Timur; 2) Relasi Muslim-Buddhis di Panggang Gunung Kidul DIY; 3) Relasi Muslim-Katolik di Muntilan Jawa Tengah; 4) Relasi  antara Kristen-Muslim di Siantar Sumatera Utara; 5) Relasi antara Mayoritas Katolik dan Minoritas Muslim di Ende NTT.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apa yang mendasari pemikiran antar kelompok keagamaan
sasaran penelitian dalam membangun relasi; (2) Bentuk-bentuk relasi antarkelompok keagamaan tersebut; dan (3)
Kondisi masing-masing kelompok dengan adanya relasi itu.

Dari 5 lokasi penelitian ditemukan ada beragam temuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:  
a. Relasi antara Mayoritas Muslim dan Enclave Kristen di Mojowarno:

  • Acuan masyarakat dalam membangun relasi meliputi hukum formal; kesepakatan sosial yang dibangun oleh tokoh setempat, dan kesepakatan saling menghormati; nilai-nilai agama, mengacu pada norma-norma agama masing-masing untuk saling menjaga dan melindungi; kearifan lokal dan nilai kebersamaan.
  • Bentuk-bentuk relasi antarkelompok keagamaan yang merupakan modal sosial bridging, bonding, dan linking ada dalam pranata baik yang bersifat asosiasional, maupun quotidian dan hubungan kawin mawin, ini semua dapat terwujud karena ada trust antara penganut masing-masing agama.
  • Ada perubahan jumlah masing-masing umat, karena umat Kristen tumbuh secara alami, sementara umat Islam berkembang pesat dengan adanya pendatang. Kondisi ini diterima secara positif oleh kalangan Kristen dan tidak terlepas dari acuan nilai agama yang mereka fahami

b. Relasi Muslim-Buddhis di Panggang Gunung Kidul DIY

  • Relasi atar umat beragama di Panggang berlandaskan pada kebutuhan bersama (guyup), landasan teologis hidup bersama dalam damai, dan terikat dalam ‘sabuk budaya’ Jawa.
  • Relasi yang bersifat asosiasional (bridging) arisan, organisasi pertanian, dan olah raga; dan yang bersifat quotidian berupa budaya saling kunjung, upacara adat (kenduren), dan budaya sambatan.

c. Relasi Muslim-Katolik di Muntilan Jawa Tengah

  • Ada kesepakatan bersama yang sudah berlaku turun temurun, meski tidak tertulis.
  • Relasi yang bersifat asosiasional (bridging) dalam kepengurusan RT, koperasi, arisan, PKK, dan kelompok tani, dan yang bersifat quotidian yaitu saling kunjung, makan bersama, saling memberi hadiah, dan gotong royong

d. Relasi antara Kristen-Muslim di Siantar Sumatera Utara

  • Adanya tradisi dalihan natolu yang masih bertahan hingga sekarang
  • Hubungan asosiasional (bridging) dalam organisasi Forkala, FKUB dengan berbagai kegiatan lintas agama

e. Relasi antara Mayoritas Katolik dan Minoritas Muslim di Ende NTT

  • Masyarakat beragama di Ende mempunyai filosofi yang sama mereka memahami kebersamaan dan memiliki kearifan lokal tiga batu tungku (pemerintah, tokoh agama dan tokoh adat).
  • Bentuk-bentuk relasi ada dalam hubungan asosiasional misalnya arisan; dan yang bersifat quotidian, antara lain saling kunjung, anak bermain bersama, saling memberi hadiah, dan gotong royong.

Penelitian ini merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Apa yang mendasari pemikiran antar kelompok keagamaan dalam membangun relasi yang dapat menciptakan kehidupan bersama secara harmonis hendaknya dapat dilestarikan dan dapat dijadikan model atau contoh bagi pemeliharaan kerukunan di daerah lain.
  2. Bentuk-bentuk relasi antarkelompok keagamaan mayoritas–minoritas yang terwujud melalui modal sosial bridging, bonding dan linking dalam kehidupan baik yang bersifat asosiasional, quotidian maupun dalam hubungan kawin-mawin hendaknya juga dapat dipertahankan dan dijadikan contoh bagi masyarakat beragama di daerah lain
  3. Kondisi masing-masing kelompok setelah adanya relasi, yang demikian disikapi secara positif oleh pemuka agama masing-masing. Hal ini patut dicontoh oleh umat beragama di manamun agar tidak terjadi hal-hal yang bersifat negatif yang dapat mengganggu kerukunan

...

Lampiran Tidak Tersedia

Lampiran Tidak Tersedia