Peneliti : A.M. Wibowo, S.Sos.I., M.S.I., Drs. H. Achmad Sidiq, M.S.I., , Aji Sofanudin, S.Pd.I., M.Si., Ali Khudrin, Arnis Rachmadhani, Drs. Bisri Ruchani,
Kategori: Pedoman
Unit Kerja: BLA-Semarang
Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat plural yang masih terikat ke dalam ikatan primordial baik hubungan darah, hubungan keluarga, kerabat, atau kesukuan, kesamaan ras atau jenis bangsa, kesamaan bahasa atau dialek tertentu, ikatan kedaerahan, ikatan keanggotaan agama atau aliran agama tertentu, dan bahkan kebiasaan-kebiasaan sosial tertentu menimbulkan potensi konflik dan diintegrasi jika tidak dikelola secara bijak oleh pemerintah. Pendidikan agama di sekolah merupakan salah satu wahana penting dalam proses enkulturasi dan integrasi nilai-nilai multikultural. Dengan pendidikan agama berwawasan multikultural diharapkan potensi konflik dan diintegrasi bangsa dapat diminimalisir. Hasil penelitian tentang pendidikan agama berwawasan multikultural di Provinsi Bali menghasilkan sejumlah temuan. Secara umum, pendidikan agama di Bali telah menerapkan nilai-nilai multikultural, namun demikian masih terdapat sejumlah sekolah yang kurang bisa menerapkan nilai-nilai multikultutal karena factor etnokultur yang masih dominan.
Policy Brief adalah sebuah dokumen yang menguraikan dasar rasional dalam pemilihan sebuah alternatif kebijakan khusus atau rangkaian tindakan dalam sebuah kebijakan saat ini. Policy Brief memiliki peran penting sebagai salah satu media atau alat komunikasi dalam proses pengambilan kebijakan publik. Penggunaan Policy brief sebagai bagian dari alat dalam proses pengambilan kebijakan masih jarang dilakukan oleh lembaga-lembaga di Indonesia. Terdapat 8 komponen dalam Policy brief antara lain: Executive Summary (sebuah ringkasan eksekutif yang singkat dan memberikan gambaran kepada pembaca mengenai tujuan rekomendasi yang disusun), pernyataan isu atau masalah, latar belakang masalah (menyajikan fakta-fakta sehingga para pengambil kebijakan memahami konteks masalah), Pre-Existing Policies (rangkuman apa yang telah dilakukan tentang masalah), pilihan kebijakan (memberikan gambaran tindakan yang mungkin atau tidak untuk dilakukan), keuntungan dan kelemahan (setiap opsi kebijakan disampaikan dalam perspektif pro dan kontra), rekomendasi dan Sources Consulted or Recommended (menyediakan informasi bagi pengambil keputusan bila memiliki minat dan waktu untuk membaca tentang isu tertentu), yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Policy brief adalah dalam penyusunan kesimpulan dan implikasi serta rekomendasi. Dalam menulis kesimpulan gunakan bagian untuk menginterpretasikan data dan tujuan untuk memberikan kesimpulan yang kuat. Implikasi dan rekomendasi juga harus mempunyai tulisan berisi apa yang bisa terjadi dan apa yang harus terjadi, kedua hal tersebut mengalir dari kesimpulan dan harus didukung oleh bukti.
Kemudian untuk memperdalam pengkajian data, peneliti melakukan kegiatan “Kolokium Statistik”. Penelitian terbagi menjadi dua, yaitu penelitian non-statistik dan penelitian statistik. Dalam penelitian non statistik selalu berkaitan dengan data kualitatif, data-data yang diperoleh tidak bisa diangkakan. Penelitian seperti ini bisa dilakukan hanya jika orang-orang yang melakukan penelitian benar-benar ahli di bidangnya. Dalam penelitian ini, yang didapatkan adalah informasi yang bersifat deskriptif, kritis, komparatif, dan sintetis.
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Dalam statistik, data yang harus diambil disebut sampling. Sampling dilakukan karena tidak mungkin mengumpulkan data secara keseluruhan. Selain itu, sampling kadang lebih dipercaya sebab peneliti tidak kelelahan. Dalam sampling biasanya terjadi dua kesalahan, yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan sampling. Yang diperbolehkan adalah adanya sampling error.
Kegiatan kolokium ini dapat disimpulkan. Pertama, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Kedua, pemilihan sample tentu sangat menentukan ketepatan hasil test untuk keperluan generalisasi.
Ketiga, faktor pendukung keberhasilan implementasi pendidikan agama berwawasan multikultural berupa visi misi sekolah, kurikulum pendidikan agama SMA baik eksplisit maupun implisit, sedangkan faktor penghambat pendidikan agama berwawasan multikultural adalah masih adanya semangat monokultur pada sebagian kecil SMA, masih adanya guru agama yang belum berwawasan multikultural, belum tersedianya sarana dan prasarana pendukung implementasi pendidikan agama berwawasan multikultural, serta belum terkonsepnya kurikulum pendidikan berbasis multikultural pada mata pelajaran pendidikan agama.