Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota:
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 35x
Dilihat 334x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah varian pemikiran dan gerakan keagamaan mahasiswa di Universitas Airlangga Surabaya. Dalam penelitian, pendekatan yang digunakan adalah mixed methods, yakni suatu pendekatan yang merupakan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperkuat kkesahihan temuan-temuan penelitian, sehingga teknik pengumpulan data kuantitaif menggunakan questioner, dan hasil temuannya ditindak lanjuti dengan pengumpulan data observasi, wawancara, dan FGD. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan-bahan kajian teoritik bagi masyarakat umum, khususnya terkait dengan corak pemikiran dan gerakan keagamaan mahasiswa di era reformasi.
Pemikiran keagamaan mahasiswa tergolong cukup kontekstual berdasarkan perhitungan SPSS versi 16.0 sebesar 56,7%. Hal ini terlihat pada kajian-kajian keagamaan yang diselenggarakan oleh mahasiswa di kampus dengan menekankan pada aspek rasional dan kontekstual, sesuai dengan kultur perguruan tinggi yang memiliki pemikiran modern. Dalam menafsirkan teks-teks suci agama, pemikiran semacam ini setidaknya melalui tiga pola, yakni : subtantif, kontekstual, dan rasional. Kajian-kajian seperti ini memberian ruang kebebasan bagi mahasiswa untuk mengekspresikan tuntutan spiritualnyanya dan mengembangkan faham-faham keberagamaan yang interpretatif (terbuka dan inklusif).
Pemikiran keagamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gerakan keagamaan mahasiswa, yang menunjukkan koefisien korelasi yang cukup kuat, yakni skor R sebesar 0,767. Anehnya, pemikiran keagamaan yang cukup kontekstual tidak sinergis dengan gerakan keagamaan yang cenderung agak radikal (55,3%). Hal ini mungkin terjadi karena orientasi pemikiran keagamaan mahasiswa bukan kepada idiologi gerakannya, tetapi lebih ke arah kegiatan keislamannya. Jika dilihat dari aktivis gerakan keagamaan di kampus, maka jumlahnya tidak terlalu besar karena diperkirakan mahasiswa yang tergolong sebagai aktivis gerakan hanya sekitar 15% yang tersebar di berbagai aktivis, seperti: HMI, GMNI, PMII, KAMMI, IMM, SALAFI, dan sebagainya. Karena itu, corak pemikiran keagamaan belum tentu berpengaruh terhadap radikalitas gerakan keagamaan di kampus.
Gerakan keagamaan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh variabel jaringan komunikasi, motivasi keagamaan, melalui pemikiran keagamaan. Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisien korelasi menunjukkan ketiga variabel tersebut menunjukkan hubungan yang sangat kuat, yakni sebesar 0,815. Sementara itu, hasil perhitungan Adjusted R Square yang ditunjukkan sebesar 0,657. Hal ini berarti bahwa besaran pengaruh variabel jaringan komunikasi, motivasi keagamaan, dan pemikiran keagamaan secara bersama-sama terhadap gerakan keagamaan sebesar 65, 7%, sedangkan sisanya sebesar 34, 3% dipengaruhi oleh variabel lain. Ketiga variabel tersebut, kontribusi pengaruh yang paling besar adalah pemikiran keagamaan, yakni sebesar 60,8%. Sementara kontribusi pengaruh variabel motivasi keagamaan sebesar 36,7%, dan bahkan kontribusi pengaruh variabel jaringan komunikasi hanya sebesar 6%.
Kata kunci :
Pemikiran keagamaan - motivasi - komunikasi - gerakan keagamaan
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah varian pemikiran dan gerakan keagamaan mahasiswa di Universitas Airlangga Surabaya. Dalam penelitian, pendekatan yang digunakan adalah mixed methods, yakni suatu pendekatan yang merupakan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperkuat kkesahihan temuan-temuan penelitian, sehingga teknik pengumpulan data kuantitaif menggunakan questioner, dan hasil temuannya ditindak lanjuti dengan pengumpulan data observasi, wawancara, dan FGD. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan-bahan kajian teoritik bagi masyarakat umum, khususnya terkait dengan corak pemikiran dan gerakan keagamaan mahasiswa di era reformasi.
Pemikiran keagamaan mahasiswa tergolong cukup kontekstual berdasarkan perhitungan SPSS versi 16.0 sebesar 56,7%. Hal ini terlihat pada kajian-kajian keagamaan yang diselenggarakan oleh mahasiswa di kampus dengan menekankan pada aspek rasional dan kontekstual, sesuai dengan kultur perguruan tinggi yang memiliki pemikiran modern. Dalam menafsirkan teks-teks suci agama, pemikiran semacam ini setidaknya melalui tiga pola, yakni : subtantif, kontekstual, dan rasional. Kajian-kajian seperti ini memberian ruang kebebasan bagi mahasiswa untuk mengekspresikan tuntutan spiritualnyanya dan mengembangkan faham-faham keberagamaan yang interpretatif (terbuka dan inklusif).
Pemikiran keagamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gerakan keagamaan mahasiswa, yang menunjukkan koefisien korelasi yang cukup kuat, yakni skor R sebesar 0,767. Anehnya, pemikiran keagamaan yang cukup kontekstual tidak sinergis dengan gerakan keagamaan yang cenderung agak radikal (55,3%). Hal ini mungkin terjadi karena orientasi pemikiran keagamaan mahasiswa bukan kepada idiologi gerakannya, tetapi lebih ke arah kegiatan keislamannya. Jika dilihat dari aktivis gerakan keagamaan di kampus, maka jumlahnya tidak terlalu besar karena diperkirakan mahasiswa yang tergolong sebagai aktivis gerakan hanya sekitar 15% yang tersebar di berbagai aktivis, seperti: HMI, GMNI, PMII, KAMMI, IMM, SALAFI, dan sebagainya. Karena itu, corak pemikiran keagamaan belum tentu berpengaruh terhadap radikalitas gerakan keagamaan di kampus.
Gerakan keagamaan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh variabel jaringan komunikasi, motivasi keagamaan, melalui pemikiran keagamaan. Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisien korelasi menunjukkan ketiga variabel tersebut menunjukkan hubungan yang sangat kuat, yakni sebesar 0,815. Sementara itu, hasil perhitungan Adjusted R Square yang ditunjukkan sebesar 0,657. Hal ini berarti bahwa besaran pengaruh variabel jaringan komunikasi, motivasi keagamaan, dan pemikiran keagamaan secara bersama-sama terhadap gerakan keagamaan sebesar 65, 7%, sedangkan sisanya sebesar 34, 3% dipengaruhi oleh variabel lain. Ketiga variabel tersebut, kontribusi pengaruh yang paling besar adalah pemikiran keagamaan, yakni sebesar 60,8%. Sementara kontribusi pengaruh variabel motivasi keagamaan sebesar 36,7%, dan bahkan kontribusi pengaruh variabel jaringan komunikasi hanya sebesar 6%.
Kata kunci :
Pemikiran keagamaan - motivasi - komunikasi - gerakan keagamaan