EXECUTIVE SUMMERY
PEMETAAN KAPASITAS PESANTREN
DI SULAWESI TENGAH
PENDAHULUAN
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam tertua di Indonesia. Perannya menjadi sangat penting sebagai institusi yang mewakili pendidikan Islam di pedesaan. Arti pentingnya antara lain terletak pada sasaran perubahan tingkat akar rumput.
Aspek utama dalam pemetaan kapasitas pesantren adalah unsur pokok dalam pengelolaan pesantren, yaitu kiai/ustaz, santri/siswa, kitab/bahan ajar, masjid/mushallah/tempat ibadah. Pemenuhan unsur-unsur itu masih belum memadai di hampir semua pesantren, sehinggga aktualisasi diri pesantren melemah, berada di himpitan madrasah, sekolah umum, dan sekolah keterampilan. Kehadiran pesantren yang diharapkan mewarnai lembaga pendidikan lain, menjadi terbalik, justru pesantren yang diwarnai oleh pendidikan lain.
Penelitian pemetaan kapasitas pesantren yang telah dilakukan di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur, diorientasikan pada tiga aspek, yaitu: (1) Persebaran pesantren; (2) Kajian tentang pilar utama pesantren seperti kiai/ustaz, santri/siswa, kitab/bahan ajar, masjid/mushallah/tempat ibadah, pondok/asrama, termasuk sarana prasarana lainnya; dan (3) kegiatan pemberdayaan berkaitan dengan life skill dan kewirausahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pesantren dalam perspektif pendidikan Islam Indonesia adalah salah satu dari satuan pendidikan Islam yang dihadirkan untuk membina umat berbasis pedesaan, dalam perkembangannya belum mampu memberi akses pendidikan keagamaan terhadap sebagian besar umat Islam di pedesaan; (2) Lima unsur utama yang harus dimiliki oleh pesantern yakni, kiai, pengajiban kitab, santri, mushalla/masjid dan asrama, belum dipenuhi secara merata oleh pesantren, meskipun satuan pendidikan tersebut telah berlabel pesantren dan terdata pada Kementerian Agama setempat. Bahkan, pesantren yang umum diketahui bertipologi salafiyah, khalafiyah, dan kombinasi, berkembang dengan munculnya pesantren tahfiz; (3) pesantren sebagai lembaga mandiri dan menebarkan kemandirian pada komunitasnya berupa pemberdayaan keterampilan dan kewirausahaan, menunjukkan bahwa jenis kegiatan pemberdayaan yang dipilih tidak berkembang karena tidak didukung oleh potensi lingkungan dan lemahnya manajemen pengelolaan.
Dari hasil penelitian tersebut menginspirasi peneliti Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balai Litbang Agama Makassar untuk melakukan penelitian serupa di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada seluruh pesantren di 13 kabupaten/kota menyoroti permasalahan yang sama dengan mengembangkan amatan pada sumber-sumber pembiayaan di pesantren, juga memetakan jaringan pesantren. Dipilihnya Sulawesi Tengah sebagai lokus penelitian karena:
Pengumpulan data menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi, yakni kondisi riil pesantren dan jaringannya dipetakan baik secara substantive maupun kewilayahan. Menggunakan teknik: Mengedarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh penyelenggara pesantren menggunakan angket; Melakukan wawacara terhadap sumber-sumber pendapat di pesantren untuk mendalami sejumlah data penelitian, menggunakan pedoman wawancara; Melakukan observasi terhadap sejumlah objek penelitian di pesantren menggunakan pedoman observasi; Melakukan studi dokumentasi dengan menelisik data yang terdokumentasikan baik teks maupun non teks menggunakan daftar cek list.
Pengolahan dan analisis data dilakukan dalam empat proses yaitu: Input Data. Tahapan ini adalah mengimput data yang telah diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara ke lembaran daftar input data atau langsung pada aplikasi komputer. Khusus data kuantifikasi dikategori secara kuantitatif untuk menyesuaikan pola penerapan analisis GIS. Tipe data ini perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan; Manajemen Data. Data diolah dan dikelompokkan berdasarkan komponen obyek penelitian. Data-data yang dimaksud adalah data spesial berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Sementara data non-spesial juga dimanaj berdasarkan kategori yang telah ditentukan; Query. Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular, disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentasi untuk memperoleh nominal data berdasarkan kategori terutama hasil isian angket/form isian. Kemudian data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, dideskripsikan secara reflektif.
Analisis data. Data yang bersifat kuantitatif yang telah ditabulasi diinterpretasi dengan mengaitkan data kualitatif lainnya dan menganalisisnya secara deskriptif kualitatif.
TEMUAN
REKOMENDASI
...