BENCHMARKING PRESERVASI NASKAH KLASIK KEAGAMAAN LUAR NEGERI

Ketua Penelitian :

Kategori: Bahan Kebijakan

Anggota:

Publisher: PuslitbangLKKMO

Diunduh: 65x

Dilihat 407x

Editor: adminpusat

Abstrak:

 Khazanah keagamaan Nusantara sangat beragam dan sarat dengan nilai-nilai yang dapat menjadi modal
dasar bagi kampanye kedamaian, kerukunan dan moderasi agama. Selain itu, khazanah keagamaan
merupakan modal kultural bagi promosi keindonesiaan dan diplomasi budaya di tingkat nasional, regional,
maupun internasional. Keragaman khazanah tersebut merupakan kekayaan yang patut dipelihara dan
dikelola secara baik agar dapat bermanfaat bagi kepentingan bangsa. Ia juga sangat signifikan bagi
pengembangan keilmuan dan sebagai sumber otentik paham dan praktik keagamaan, antara lain karena a)
khazanah tersebut terancam punah atau berpindah tangan, baik karena peristiwa alam mapun karena ulah
manusia; dan b) rentan secara sosial-politik, misalnya terancam keberadaannya karena perbedaan paham
atau ketidaktahuan; 
 Benchmarking adalah pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik
yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul;
 Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) bertekad mewarat
keragaman khazanah keagamaan sekaligus menggali dan memanfaatkan nilai-nilai luhur di dalamnya
sebagai kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dari pendekatan agama; 
 Untuk menghimpun data dan inforamsi tentang khazanah keagamaan yang melipah diperlukan
infrastruktur yang memadai, yaitu Pangkalan Data Khazanah Keagamaan (PDK2) dan Pusat Kajian
Manuskrip Keagamaan Nusantara (PKMN). Sumber Daya Manusia (SDM) Puslitbang LKKMO, pada saat yang
sama, memerlukan peningkatan kemampuan, baik individu maupun kelompok, serta perlunya perluasan
jaringan. 
 Berdasarkan benchmarking di Jerman, Jepang, dan India, proses manajemen pengelolaan khazanah
keagamaan didisain secara matang mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, hingga sistem manajerialnya, termasuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena
itu, Puslitbang LKKMO juga perlu memiliki kelompok pemikir (think thank forum) untuk mewujudkan proses
manajerial yang matang tersebut;
 Sistem pengelolaan khazanah keagamaan perlu memanfaatkan teknologi informasi, seperti digitalisasi, 
multispectal imaging, komputerisasi, dan online system.  
 Program pertukaran staf profesional, fellowship, sinergi, dan kolaborasi merupakan solusi bagi
peningkatan proses-proses terbaik dalam penelitian dan pengembangan, serta pengelolaan khazanah
keagamaan. Benchmarking, karenanya, sangat penting dalam kerangka meningkatkan performa dan hasil
kinerja terbaik Puslitbang LKKMO.
 Khazanah keagamaan Nusantara sangat beragam dan sarat dengan nilai-nilai yang dapat menjadi modal
dasar bagi kampanye kedamaian, kerukunan dan moderasi agama. Selain itu, khazanah keagamaan
merupakan modal kultural bagi promosi keindonesiaan dan diplomasi budaya di tingkat nasional, regional,
maupun internasional. Keragaman khazanah tersebut merupakan kekayaan yang patut dipelihara dan
dikelola secara baik agar dapat bermanfaat bagi kepentingan bangsa. Ia juga sangat signifikan bagi
pengembangan keilmuan dan sebagai sumber otentik paham dan praktik keagamaan, antara lain karena a)
khazanah tersebut terancam punah atau berpindah tangan, baik karena peristiwa alam mapun karena ulah
manusia; dan b) rentan secara sosial-politik, misalnya terancam keberadaannya karena perbedaan paham
atau ketidaktahuan; 
 Benchmarking adalah pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik
yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul;
 Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) bertekad mewarat
keragaman khazanah keagamaan sekaligus menggali dan memanfaatkan nilai-nilai luhur di dalamnya
sebagai kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dari pendekatan agama; 
 Untuk menghimpun data dan inforamsi tentang khazanah keagamaan yang melipah diperlukan
infrastruktur yang memadai, yaitu Pangkalan Data Khazanah Keagamaan (PDK2) dan Pusat Kajian
Manuskrip Keagamaan Nusantara (PKMN). Sumber Daya Manusia (SDM) Puslitbang LKKMO, pada saat yang
sama, memerlukan peningkatan kemampuan, baik individu maupun kelompok, serta perlunya perluasan
jaringan. 
 Berdasarkan benchmarking di Jerman, Jepang, dan India, proses manajemen pengelolaan khazanah
keagamaan didisain secara matang mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, hingga sistem manajerialnya, termasuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena
itu, Puslitbang LKKMO juga perlu memiliki kelompok pemikir (think thank forum) untuk mewujudkan proses
manajerial yang matang tersebut;
 Sistem pengelolaan khazanah keagamaan perlu memanfaatkan teknologi informasi, seperti digitalisasi, 
multispectal imaging, komputerisasi, dan online system.  
 Program pertukaran staf profesional, fellowship, sinergi, dan kolaborasi merupakan solusi bagi
peningkatan proses-proses terbaik dalam penelitian dan pengembangan, serta pengelolaan khazanah
keagamaan. Benchmarking, karenanya, sangat penting dalam kerangka meningkatkan performa dan hasil
kinerja terbaik Puslitbang LKKMO.

Lampiran Tidak Tersedia