LITERASI MEDIA KEAGAMAAN PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH BERBASIS PONDOK PESANTREN

Ketua Penelitian :

Kategori: Bahan Kebijakan

Anggota: MustolehudinRoch. Aris Hidayat

Publisher: BLA-Semarang

Diunduh: 97x

Dilihat 546x

Editor: adminpusat

Abstrak:

Peserta didik Madrasah Aliyah (MA) merupakan bagian dari generasi milenial yang hidup di tengah kepungan teknologi informasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa media memiliki pengaruh positif sekaligus negatif. Hal itu bergantung pada tingkat literasi media penggunanya. Di sisi lain, UNESCO telah membuat Piramida Literasi Media yang di dalamnya mengandung aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk mengukur tingkat literasi media, yang menunjukkan bahwa kondisi literasi media peserta didik MA masih belum maksimal. 
Ciri khas praktik literasi media keagamaan MA berbasis pesantren merujuk pada kebijakan/otoritas kiai/pengasuh pondok pesantren. Dari segi akses, pelajar MA tidak diperbolehkan membawa telepon genggam/handphone dan laptop serta kegiatan akses media dilakukan pada jam tertentu dengan pengawasan ketat. Meskipun demikian, pelajar MA mampu memberikan nalar kritis atas informasi keagamaan yang diperoleh. Selain itu, pelajar mampu memproduksi literasi media keagamaan secara online walaupun masih sebagian kecil. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan penguatan literasi media keagamaan, terutama yang online, bagi pelajar MA berbasis pesantren.
Peserta didik Madrasah Aliyah (MA) merupakan bagian dari generasi milenial yang hidup di tengah kepungan teknologi informasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa media memiliki pengaruh positif sekaligus negatif. Hal itu bergantung pada tingkat literasi media penggunanya. Di sisi lain, UNESCO telah membuat Piramida Literasi Media yang di dalamnya mengandung aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk mengukur tingkat literasi media, yang menunjukkan bahwa kondisi literasi media peserta didik MA masih belum maksimal. 
Ciri khas praktik literasi media keagamaan MA berbasis pesantren merujuk pada kebijakan/otoritas kiai/pengasuh pondok pesantren. Dari segi akses, pelajar MA tidak diperbolehkan membawa telepon genggam/handphone dan laptop serta kegiatan akses media dilakukan pada jam tertentu dengan pengawasan ketat. Meskipun demikian, pelajar MA mampu memberikan nalar kritis atas informasi keagamaan yang diperoleh. Selain itu, pelajar mampu memproduksi literasi media keagamaan secara online walaupun masih sebagian kecil. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan penguatan literasi media keagamaan, terutama yang online, bagi pelajar MA berbasis pesantren.

Lampiran Tidak Tersedia