Ketua Penelitian : Drs. H. Achmad Sidiq, M.S.I.
Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota: Subkhan Ridlo
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 40x
Dilihat 421x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Abstrak
Penelitian ini merupakan kajian Kritis terhadap naskah Mawā’d Marāqāt al-Qulūb wa’llāj al-Żunūb dengan mengunakan edisi standar. Berdasarkan kajian filologi ini disimpulkan bahwa naskah tersebut merupakan naskah salinan, di lihat dari segi ejaan bahasa, naskah ini terdapat keliruan sehingga menghasilkan bacaan yang salah. Kasalahannya terletak pada kelalaian ataupun ketidaktahuan si penyalin.
Kesimpulan ini menguatkan Teeuw (1984) bahwa sebuah teks ketika diturunkan baik secara vertikal maupun horisontal mengalami suatu penyimpangan sehingga melahirkan teks-teks varian. Munculnya penyimpangan ini tidak terbatas pada teks yang diturunkan secara lisan, melainkan juga pada teks yang diturunkan secara tulisan dalam bentuk naskah salinan.
Dilihat dari isi, naskah ini memuat nilai-nilai kerukunan karena isi naskah Mawāiẓ akan mudah diterima oleh semua kalangan umat beragama. Diantara isi naskah Mawāiẓ, seperti mengasuh anak yatim serta berlemah lembut pada janda, menjaga lisan, menahan hawa nafsu, serta menagis atas kesalahan, senang memberi nafaqah pada orang-orang yang membutuhkan, senang memaafkan pada orang muslim yang lemah, rendah hati dan sabar kepada semua makhluk, sikap zuhud, agar selalu menjaga hati ketika sedang melaksanakan salat, agar menjaga pandangan ketika berada di rumah orang lain, agar menjaga lisan ketika berada diantara kelompok manusia, tidak suka mengungkap aib orang lain dan intropeksi diri.
Kata kunci: naskah, keagamaan, kerukunan
Abstrak
Penelitian ini merupakan kajian Kritis terhadap naskah Mawā’d Marāqāt al-Qulūb wa’llāj al-Żunūb dengan mengunakan edisi standar. Berdasarkan kajian filologi ini disimpulkan bahwa naskah tersebut merupakan naskah salinan, di lihat dari segi ejaan bahasa, naskah ini terdapat keliruan sehingga menghasilkan bacaan yang salah. Kasalahannya terletak pada kelalaian ataupun ketidaktahuan si penyalin.
Kesimpulan ini menguatkan Teeuw (1984) bahwa sebuah teks ketika diturunkan baik secara vertikal maupun horisontal mengalami suatu penyimpangan sehingga melahirkan teks-teks varian. Munculnya penyimpangan ini tidak terbatas pada teks yang diturunkan secara lisan, melainkan juga pada teks yang diturunkan secara tulisan dalam bentuk naskah salinan.
Dilihat dari isi, naskah ini memuat nilai-nilai kerukunan karena isi naskah Mawāiẓ akan mudah diterima oleh semua kalangan umat beragama. Diantara isi naskah Mawāiẓ, seperti mengasuh anak yatim serta berlemah lembut pada janda, menjaga lisan, menahan hawa nafsu, serta menagis atas kesalahan, senang memberi nafaqah pada orang-orang yang membutuhkan, senang memaafkan pada orang muslim yang lemah, rendah hati dan sabar kepada semua makhluk, sikap zuhud, agar selalu menjaga hati ketika sedang melaksanakan salat, agar menjaga pandangan ketika berada di rumah orang lain, agar menjaga lisan ketika berada diantara kelompok manusia, tidak suka mengungkap aib orang lain dan intropeksi diri.
Kata kunci: naskah, keagamaan, kerukunan