SISTEM PERINGATAN DAN RESPONS DINI KONFLIK KEAGAMAAN FASE I

Ketua Penelitian :

Kategori: Isu Aktual

Anggota:

Publisher: BLA-Jakarta

Diunduh: 22x

Dilihat 416x

Editor: adminpusat

Abstrak:

Selama periode 2016-2017, terjadi setidaknya 267 insiden konflik keagamaan: 215 (80,52%) berupa insiden
damai, 34 (12,73%) insiden konfrontasional, dan 18 (6,74%) insiden kekerasan. Ini menunjukkan secara
keseluruhan masyarakat Indonesia memiliki kemampuan sangat baik dalam merespons berbagai isu konflik
keagamaan melalui aksi-aksi damai. Kendati kontribusi insiden kekerasan relatif kecil, namun hal itu tidak
berarti upaya pencegahan konflik disertai kekerasan menjadi tidak penting. Kekerasan, sekecil apapun,
perlu diantisipasi mengingat dampak yang ditimbulkannya, baik terhadap korban jiwa maupun kerusakan
harta-benda. Untuk itu, guna meningkatkan kualitas antisipasi atau pencegahan konflik keagamaan,
Kementerian Agama perlu mengembangkan sistem peringatan dan respons dini konflik. Kehadiran sistem
itu diharapkan dapat mencegah penggunaan kekerasan dalam berkonflik, mencegah konflik mengalami
eskalasi, mencegah berulangnya kekerasan, serta membantu mengatasi konflik yang telah berlarut-larut.

Selama periode 2016-2017, terjadi setidaknya 267 insiden konflik keagamaan: 215 (80,52%) berupa insiden
damai, 34 (12,73%) insiden konfrontasional, dan 18 (6,74%) insiden kekerasan. Ini menunjukkan secara
keseluruhan masyarakat Indonesia memiliki kemampuan sangat baik dalam merespons berbagai isu konflik
keagamaan melalui aksi-aksi damai. Kendati kontribusi insiden kekerasan relatif kecil, namun hal itu tidak
berarti upaya pencegahan konflik disertai kekerasan menjadi tidak penting. Kekerasan, sekecil apapun,
perlu diantisipasi mengingat dampak yang ditimbulkannya, baik terhadap korban jiwa maupun kerusakan
harta-benda. Untuk itu, guna meningkatkan kualitas antisipasi atau pencegahan konflik keagamaan,
Kementerian Agama perlu mengembangkan sistem peringatan dan respons dini konflik. Kehadiran sistem
itu diharapkan dapat mencegah penggunaan kekerasan dalam berkonflik, mencegah konflik mengalami
eskalasi, mencegah berulangnya kekerasan, serta membantu mengatasi konflik yang telah berlarut-larut.

Lampiran Tidak Tersedia