Ketua Penelitian : H. Wahab
Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota: H. Wahab
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 46x
Dilihat 360x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Wahab, 2012. Pengaruh Implementasi Pendidikan Agama terhadap Perilaku Keagamaan Peseta Didik di Bawah Yayasan Keagamaan di Kota Denpoasar Propinsi Bali. Balai Litbang Agama Semarang. Konsultan : Prof. Dr. Totok Sumaryanto, M.Pd.
Kata kunci : Pengaruh, implementasi pendidikan agama, perilaku keagamaan, peserta didik.
Pendidikan secara ideal merupakan usaha untuk memproses seseorang agar memiliki kompetensi dalam bidang tertentu dan juga sekaligus sebagai proses humanisasi. Humanisasi yang dimaksud adalah upaya memanusiakan manusia atau dengan kata lain memproses manusia agar memiliki nilai religiusitas, toleransi, kejujuran, religiusitas, cinta damai, dan kepedulian sosial. Oleh karena itu implementasi pendidikan agama di sekolah secara benar akan dapat menciptakan perilaku keagamaan peserta didik yang memiliki religiusitas, toleran, jujur, cinta damai, dan kepedulian sosial yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama terhadap perilaku peserta didik SMA di bawah yayasan keagamaan di kota Denpasar Propinsi Bali.
Penelitiaan ini menggunanakan pendekatan mixed method antara metode kuantitatif dan kualitatif. Populasi terdiri atas peserta didik SMA Dwijendra dan SMA Katholik Santo Yosef sebanyak 765 orang. Sampel diambil sebanyak 125 orang dengan teknik Multistage Random Sampling, yakni pengambilan sampel bertahap dan secara acak dari jumlah populasi. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data kualitatif dengan wawancara, pengamatan, dan FGD.
Penelitian ini menemukan hasil: (1) Implementasi pendidikan agama pada kedua SMA di bawah yayasan keagamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keagamaan peserta didik, yakni mencapai 61,2%, yang berarti bahwa variabel lain yang mempengaruhi perilaku keagamaan peserta didik hanya 38,8%, (2) Implementasi kurikulum pendidikan agama pada kedua SMA pada prinsipnya sudah terlaksana sesuai dengan kurikulum yang telah dibakukan oleh sekolah dan yayasan, dan (3) Model ideal dalam pendidikan agama yang diharapkan adalah harus mampu mengintegrasikan dengan mata pelajaran yang lainnya, sinergitas antara lembaga sekolah dengan lembaga-lembaga keagamaan, dan keluarga.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut di atas disarankan : (1) untuk meningkatkan pendidikan agama yang kondusif bagi pembentukan perilaku keagamaan peserta didik yang lebih mantap pada tataran religiusitas, kejujuran, toleransi, cinta damai, dan kepedulian sosial hendaknya pihak yayasan dan sekolah memperhatikan praktek-praktek dan fasilitas-fasilitas keagamaan bagi peserta didik, (2) dalam rangka meningkatkan dan memantapkan keberagamaan peserta didik hendaknya pihak yayasan dan sekolah tidak secara kaku menerapkan kurikulum yang telah digariskan oleh Kemenag maupun Kemendikbud. dan (3) untuk menciptakan peserta didik yang lebih mantap dalam perilaku keagamaanya, hendaknya pihak sekolah secara sungguh-sungguh menjalin kerjasama yang intensif dengan lembaga-lemabaga agama di luar sekolah.
Wahab, 2012. Pengaruh Implementasi Pendidikan Agama terhadap Perilaku Keagamaan Peseta Didik di Bawah Yayasan Keagamaan di Kota Denpoasar Propinsi Bali. Balai Litbang Agama Semarang. Konsultan : Prof. Dr. Totok Sumaryanto, M.Pd.
Kata kunci : Pengaruh, implementasi pendidikan agama, perilaku keagamaan, peserta didik.
Pendidikan secara ideal merupakan usaha untuk memproses seseorang agar memiliki kompetensi dalam bidang tertentu dan juga sekaligus sebagai proses humanisasi. Humanisasi yang dimaksud adalah upaya memanusiakan manusia atau dengan kata lain memproses manusia agar memiliki nilai religiusitas, toleransi, kejujuran, religiusitas, cinta damai, dan kepedulian sosial. Oleh karena itu implementasi pendidikan agama di sekolah secara benar akan dapat menciptakan perilaku keagamaan peserta didik yang memiliki religiusitas, toleran, jujur, cinta damai, dan kepedulian sosial yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama terhadap perilaku peserta didik SMA di bawah yayasan keagamaan di kota Denpasar Propinsi Bali.
Penelitiaan ini menggunanakan pendekatan mixed method antara metode kuantitatif dan kualitatif. Populasi terdiri atas peserta didik SMA Dwijendra dan SMA Katholik Santo Yosef sebanyak 765 orang. Sampel diambil sebanyak 125 orang dengan teknik Multistage Random Sampling, yakni pengambilan sampel bertahap dan secara acak dari jumlah populasi. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data kualitatif dengan wawancara, pengamatan, dan FGD.
Penelitian ini menemukan hasil: (1) Implementasi pendidikan agama pada kedua SMA di bawah yayasan keagamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keagamaan peserta didik, yakni mencapai 61,2%, yang berarti bahwa variabel lain yang mempengaruhi perilaku keagamaan peserta didik hanya 38,8%, (2) Implementasi kurikulum pendidikan agama pada kedua SMA pada prinsipnya sudah terlaksana sesuai dengan kurikulum yang telah dibakukan oleh sekolah dan yayasan, dan (3) Model ideal dalam pendidikan agama yang diharapkan adalah harus mampu mengintegrasikan dengan mata pelajaran yang lainnya, sinergitas antara lembaga sekolah dengan lembaga-lembaga keagamaan, dan keluarga.
Berdasarkan temuan penelitian tersebut di atas disarankan : (1) untuk meningkatkan pendidikan agama yang kondusif bagi pembentukan perilaku keagamaan peserta didik yang lebih mantap pada tataran religiusitas, kejujuran, toleransi, cinta damai, dan kepedulian sosial hendaknya pihak yayasan dan sekolah memperhatikan praktek-praktek dan fasilitas-fasilitas keagamaan bagi peserta didik, (2) dalam rangka meningkatkan dan memantapkan keberagamaan peserta didik hendaknya pihak yayasan dan sekolah tidak secara kaku menerapkan kurikulum yang telah digariskan oleh Kemenag maupun Kemendikbud. dan (3) untuk menciptakan peserta didik yang lebih mantap dalam perilaku keagamaanya, hendaknya pihak sekolah secara sungguh-sungguh menjalin kerjasama yang intensif dengan lembaga-lemabaga agama di luar sekolah.