TRADISI IKHTILAF DAN BUDAYA DAMAI DI PESANTREN AL-ISLAM GUMUK SURAKARTA

Ketua Penelitian :

Kategori: Bahan Kebijakan

Anggota: Siti Muawanah, S.Pd.I., M.A.

Publisher: BLA-Semarang

Diunduh: 52x

Dilihat 414x

Editor: blasemarang

Abstrak:

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya isu negatif yang melanda dunia pesantren dimana lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia ini disandingkan dengan isu-isu radikalisme dan terorisme. Bahkan ada sebagian yang menuduh bahwa pesantren adalah sarang terorisme sehingga prinsip-prinsip hidup moderat yang dikembangkan oleh dunia pesantren dipertanyakan ulang.

Tulisan ini merupakan hasil penelitian di Pondok Pesantren al-Islam Mangkubumen Banjarsari Surakarta (oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan kampung Gumuk) yang oleh sebagian orang juga dianggap keras dan eksklusif.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti menemukan bahwa pesantren ini memang kurang berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Ada dinding-dinding tipis pembatas antara masyarakat dengan pesantren; diantaranya adalah ajaran pesantren yang dianggap “aneh” karena tidak ramah dengan budaya lokal yang telah lama berakar. Selain itu perbedaan pendapat dalam menyikapi praktek keagamaan juga bisa menimbulkan ketegangan sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi konflik terbuka.

Oleh karena itu, pesantren al-Islam mengajarkan kepada para santrinya bagaimana menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut. Nilai-nilai budaya damai, seperti toleransi (tasamuh), keadilan (‘adalah), persamaan (musawah), dan kebebasan (hurriyyah) menjadi nilai penting yang ditanamkan dalam al-Islam Gumuk. Penanaman nilai-nilai tersebut tidak semata-mata melalui kajian kitab tetapi juga melalui kegiatan santri sehari-hari.

Kata kunci: budaya damai, pesantren, al-Islam, Gumuk

 

 

Lampiran Tidak Tersedia

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya isu negatif yang melanda dunia pesantren dimana lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia ini disandingkan dengan isu-isu radikalisme dan terorisme. Bahkan ada sebagian yang menuduh bahwa pesantren adalah sarang terorisme sehingga prinsip-prinsip hidup moderat yang dikembangkan oleh dunia pesantren dipertanyakan ulang.

Tulisan ini merupakan hasil penelitian di Pondok Pesantren al-Islam Mangkubumen Banjarsari Surakarta (oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan kampung Gumuk) yang oleh sebagian orang juga dianggap keras dan eksklusif.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti menemukan bahwa pesantren ini memang kurang berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Ada dinding-dinding tipis pembatas antara masyarakat dengan pesantren; diantaranya adalah ajaran pesantren yang dianggap “aneh” karena tidak ramah dengan budaya lokal yang telah lama berakar. Selain itu perbedaan pendapat dalam menyikapi praktek keagamaan juga bisa menimbulkan ketegangan sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi konflik terbuka.

Oleh karena itu, pesantren al-Islam mengajarkan kepada para santrinya bagaimana menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut. Nilai-nilai budaya damai, seperti toleransi (tasamuh), keadilan (‘adalah), persamaan (musawah), dan kebebasan (hurriyyah) menjadi nilai penting yang ditanamkan dalam al-Islam Gumuk. Penanaman nilai-nilai tersebut tidak semata-mata melalui kajian kitab tetapi juga melalui kegiatan santri sehari-hari.

Kata kunci: budaya damai, pesantren, al-Islam, Gumuk

 

 

Lampiran Tidak Tersedia

Lampiran Tidak Tersedia