Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota:
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 40x
Dilihat 497x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah Dinamika Agama Lokal : Studi Kasus Islam Aboge di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dalam penelitian, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni suatu pendekatan penelitian yang dimaksudkan untuk menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Hasil penelitian ini di-harapkan dapat memberikan informasi dan bahan-bahan kajian teoritik bagi masyarakat umum, khususnya terkait dengan ke-bijakan pembinaan kehidupan beragama, khususnya komu-nitas agama lokal, untuk mewujudkan kerukunan intern dan antar umat beragama.
Komunitas Islam Aboge di Banyumas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni Islam “nyantri” dan Islam “nyandi”. Komunitas Islam yang pertama memiliki ciri-ciri telah mengamalkan salat wajib (lima waktu), sedangkan komunitas Islam yang kedua memiliki ciri-ciri tidak mengamalkan salat wajib tersebut. Namun, keduanya tetap mengakui Islam sebagai agamanya dan meyakini adanya Tuhan Allah, nabi Muhamad, dan hari akherat. Selain itu, mereka juga melaksanakan amal ibadah puasa Romadhon dan zakat fitrah.
Di era globalisasi, kedua komunitas tersebut telah meng-alami perubahan/ pegeseran, tetapi hanya dalam sistem ritual keagamaan, bukan dalam sistem keyakinan. Dalam sistem keyakinan, kedua komunitas Islam Aboge memiliki peng-hormatan terhadap roh leluhur yang amat kuat. Dalam sistem ritual, perubahan terlihat pada tradisi unggahan atau sadranan, tradisi udunan atau turunan, tradisi sunatan dan ijaban, dan tradisi sedekah bumi, serta tradisi mlebon atau baiat. Selain itu, perubahan terjadi pada sistem peribadatan, seperti salat lima waktu dan salat-salat sunah, seperti teraweh dan Idul Fitri.
Adanya perubahan/ pergeseran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pembangunan jalan dan jembatan, meningkatnya pendidikan, tingginya laju urbansasi, dan derasnya aktivitas dakwah islamiyah. Dengan pembangunan jalan dan jembatan, kondisi masyarakat tidak terisolir atau terasing dengan fasilitas umum. Dengan pendidikan, masyarakat menjadi lebih rasional dan moderat. Dengan urbanisasi, masyarakat dapat berinteraksi dengan dunia luar. Dengan dakwah Islamiyah, hal-hal yang bersifat syirk akan terkikis dan akidah menjadi lurus/benar.
Untuk menjaga sistem keyakinan dan sistem ritual tersebut, komunitas Islam Aboge memiliki strategi adaptasi tersendiri, yakni strategi adaptasi konservatif dan strategi adaptasi resistensi. Strategi adaptasi konservasi dilakukan dengan sistem kekerabat-an, sistem pembaitan, dan pembinaan pemerintah. Sementara itu, strategi adaptasi resistensi hanya bersifat tolerance terhadap apa saja yang dilakukan pihak lawan. Dengan semangat seperti inilah komunitas Islam Aboge dapat melestarikan nlai-nilai warisan budaya leluhur dan mampu bertahan hingga sepanjang jaman.
Kata kunci :
Dinamika - Islam Aboge - perubahan sosial - strategi adaptasi
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah Dinamika Agama Lokal : Studi Kasus Islam Aboge di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dalam penelitian, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni suatu pendekatan penelitian yang dimaksudkan untuk menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Hasil penelitian ini di-harapkan dapat memberikan informasi dan bahan-bahan kajian teoritik bagi masyarakat umum, khususnya terkait dengan ke-bijakan pembinaan kehidupan beragama, khususnya komu-nitas agama lokal, untuk mewujudkan kerukunan intern dan antar umat beragama.
Komunitas Islam Aboge di Banyumas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni Islam “nyantri” dan Islam “nyandi”. Komunitas Islam yang pertama memiliki ciri-ciri telah mengamalkan salat wajib (lima waktu), sedangkan komunitas Islam yang kedua memiliki ciri-ciri tidak mengamalkan salat wajib tersebut. Namun, keduanya tetap mengakui Islam sebagai agamanya dan meyakini adanya Tuhan Allah, nabi Muhamad, dan hari akherat. Selain itu, mereka juga melaksanakan amal ibadah puasa Romadhon dan zakat fitrah.
Di era globalisasi, kedua komunitas tersebut telah meng-alami perubahan/ pegeseran, tetapi hanya dalam sistem ritual keagamaan, bukan dalam sistem keyakinan. Dalam sistem keyakinan, kedua komunitas Islam Aboge memiliki peng-hormatan terhadap roh leluhur yang amat kuat. Dalam sistem ritual, perubahan terlihat pada tradisi unggahan atau sadranan, tradisi udunan atau turunan, tradisi sunatan dan ijaban, dan tradisi sedekah bumi, serta tradisi mlebon atau baiat. Selain itu, perubahan terjadi pada sistem peribadatan, seperti salat lima waktu dan salat-salat sunah, seperti teraweh dan Idul Fitri.
Adanya perubahan/ pergeseran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pembangunan jalan dan jembatan, meningkatnya pendidikan, tingginya laju urbansasi, dan derasnya aktivitas dakwah islamiyah. Dengan pembangunan jalan dan jembatan, kondisi masyarakat tidak terisolir atau terasing dengan fasilitas umum. Dengan pendidikan, masyarakat menjadi lebih rasional dan moderat. Dengan urbanisasi, masyarakat dapat berinteraksi dengan dunia luar. Dengan dakwah Islamiyah, hal-hal yang bersifat syirk akan terkikis dan akidah menjadi lurus/benar.
Untuk menjaga sistem keyakinan dan sistem ritual tersebut, komunitas Islam Aboge memiliki strategi adaptasi tersendiri, yakni strategi adaptasi konservatif dan strategi adaptasi resistensi. Strategi adaptasi konservasi dilakukan dengan sistem kekerabat-an, sistem pembaitan, dan pembinaan pemerintah. Sementara itu, strategi adaptasi resistensi hanya bersifat tolerance terhadap apa saja yang dilakukan pihak lawan. Dengan semangat seperti inilah komunitas Islam Aboge dapat melestarikan nlai-nilai warisan budaya leluhur dan mampu bertahan hingga sepanjang jaman.
Kata kunci :
Dinamika - Islam Aboge - perubahan sosial - strategi adaptasi