PERLUNYA KREATIVITAS ALIH WAHANA SUMBER-SUMBER TERTULIS BERSEJARAH UNTUK PENGARUSUTAMAAN MODERASI BERAGAMA

Ketua Penelitian :

Kategori: Isu Aktual

Anggota:

Publisher: PuslitbangLKKMO

Diunduh: 49x

Dilihat 540x

Editor: SekretariatBLD

Abstrak:

Moderasi beragama saat ini menjadi wacana yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia,
khususnya dalam Kementerian Agama. Apalagi moderasi beragama masuk dalam agenda
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2019-2024. Moderasi beragama
dipandang sebagai salah satu strategi untuk merawat keindonesiaan yang beragam. Oleh karena
itu, Kementerian Agama menerbitkan buku “Moderasi Beragama” yang dikatakan sebagai
“cetak biru” kampanye moderasi beragama di Indonesia. Namun demikian, buku tersebut
belum mengelaborasi bukti tertulis tentang pemikiran dan pengalaman moderasi beragama
yang telah dipraktikkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Padahal sejumlah penelitian
tentang peninggalan-peninggalan tertulis yang telah menjadi memori kolektif masyarakat
menunjukkan fenomena moderasi beragama. Salah satunya adalah Serat Carub Kandha yang
menarasikan nilai moderasi beragama pada masyarakat Pesisir Utara Jawa Barat. Teks ini
secara implisit menarasikan nilai-nilai moderasi beragama yang mencakup menghormati
perbedaan keyakinan (toleransi), menghargai budaya lokal, dan anti kekerasan. Namun, untuk
dapat diterima oleh kalangan generasi Z dan Y, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya perlu
dikemas dengan media atau wahana yang lebih menarik, sehingga bukti-bukti tertulis tersebut
dapat menjadi kontekstual sebagai argumentasi historis praktik moderasi beragama di
Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya alih wahana sumber-sumber tertulis yang
memiliki nilai sejarah dan budaya agar dapat lebih menarik kalangan generasi Z dan Y,
sehingga pendidikan sejarah berbasis peninggalan-peninggalan kebudayaan dapat terlaksana
dengan baik.

Lampiran Tidak Tersedia

Moderasi beragama saat ini menjadi wacana yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia,
khususnya dalam Kementerian Agama. Apalagi moderasi beragama masuk dalam agenda
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2019-2024. Moderasi beragama
dipandang sebagai salah satu strategi untuk merawat keindonesiaan yang beragam. Oleh karena
itu, Kementerian Agama menerbitkan buku “Moderasi Beragama” yang dikatakan sebagai
“cetak biru” kampanye moderasi beragama di Indonesia. Namun demikian, buku tersebut
belum mengelaborasi bukti tertulis tentang pemikiran dan pengalaman moderasi beragama
yang telah dipraktikkan oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Padahal sejumlah penelitian
tentang peninggalan-peninggalan tertulis yang telah menjadi memori kolektif masyarakat
menunjukkan fenomena moderasi beragama. Salah satunya adalah Serat Carub Kandha yang
menarasikan nilai moderasi beragama pada masyarakat Pesisir Utara Jawa Barat. Teks ini
secara implisit menarasikan nilai-nilai moderasi beragama yang mencakup menghormati
perbedaan keyakinan (toleransi), menghargai budaya lokal, dan anti kekerasan. Namun, untuk
dapat diterima oleh kalangan generasi Z dan Y, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya perlu
dikemas dengan media atau wahana yang lebih menarik, sehingga bukti-bukti tertulis tersebut
dapat menjadi kontekstual sebagai argumentasi historis praktik moderasi beragama di
Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya alih wahana sumber-sumber tertulis yang
memiliki nilai sejarah dan budaya agar dapat lebih menarik kalangan generasi Z dan Y,
sehingga pendidikan sejarah berbasis peninggalan-peninggalan kebudayaan dapat terlaksana
dengan baik.

Lampiran Tidak Tersedia