PENGUATAN KHAZANAH INTELEKTUALISME ULAMA NUSANTARA MELALUI GERAKAN LITERASI SANTRI

Ketua Penelitian :

Kategori: Bahan Kebijakan

Anggota: Mustolehudin

Publisher: BLA-Semarang

Diunduh: 95x

Dilihat 733x

Editor: SekretariatBLD

Abstrak:

Beberapa penelitian tentang gerakan intelektualisme keagamaan ulama 
nusantara, menunjukkan bahwa transfer pengetahuan di Indonesia sudah
dilakukan berabad-abad lamanya. Literasi dalam konteks global memiliki peran
yang sangat mendasar bagi peradaban manusia. Keterbukaan terhadap literasi,
menjadi penanda maju mundurnya suatu bangsa. Literasi dalam konteks kekinian,
cakupannya sangat luas. Seseorang atau sekelompok masyarakat dalam berliterasi
tidak terbatas pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, akan tetapi
dalam konteks saat ini, literasi telah mengalami perkembangan pada aktivitas
membaca, menulis, memproduksi, meneliti, memahami, dan pengamalan
(implementasi) dari hasil bacaannya. Demikian pula dalam gerakan literasi
keagamaan. Ulama-ulama masa lalu, telah banyak menghasilkan karya-karya
dalam bentuk kitab kuning yang digunakan untuk pembelajaran di pesantren.  
 
Kiai – santri dan karya-karyanya menjadi bukti bahwa ulama nusantara
telah meletakkan dasar-dasar literasi yang demikian mengakar pada masyarakat
pesantren di Indonesia. Salah satu ulama di Jawa yang sangat produktif dalam
berliterasi adalah K.H. Ahmad Rifa’i yang kemudian diteruskan oleh generasi
berikutnya. Berbagai kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas
masyarakat yang literat, sesungguhnya sudah dilakukan. Kebjikan tentang
pentingnya literasi sudah dituangkan dalam regulasi yang diatur oleh pemerintah.
Untuk itu diperlukan kerjasama lintas kementerian, lembaga-lembaga keagamaan,
pondok pesantren, dan komunitas pegiat literasi untuk melaksanakan gerakan
literasi naskah-naskah keagamaan pada semua elemen masyarakat.

Lampiran Tidak Tersedia

Beberapa penelitian tentang gerakan intelektualisme keagamaan ulama 
nusantara, menunjukkan bahwa transfer pengetahuan di Indonesia sudah
dilakukan berabad-abad lamanya. Literasi dalam konteks global memiliki peran
yang sangat mendasar bagi peradaban manusia. Keterbukaan terhadap literasi,
menjadi penanda maju mundurnya suatu bangsa. Literasi dalam konteks kekinian,
cakupannya sangat luas. Seseorang atau sekelompok masyarakat dalam berliterasi
tidak terbatas pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, akan tetapi
dalam konteks saat ini, literasi telah mengalami perkembangan pada aktivitas
membaca, menulis, memproduksi, meneliti, memahami, dan pengamalan
(implementasi) dari hasil bacaannya. Demikian pula dalam gerakan literasi
keagamaan. Ulama-ulama masa lalu, telah banyak menghasilkan karya-karya
dalam bentuk kitab kuning yang digunakan untuk pembelajaran di pesantren.  
 
Kiai – santri dan karya-karyanya menjadi bukti bahwa ulama nusantara
telah meletakkan dasar-dasar literasi yang demikian mengakar pada masyarakat
pesantren di Indonesia. Salah satu ulama di Jawa yang sangat produktif dalam
berliterasi adalah K.H. Ahmad Rifa’i yang kemudian diteruskan oleh generasi
berikutnya. Berbagai kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas
masyarakat yang literat, sesungguhnya sudah dilakukan. Kebjikan tentang
pentingnya literasi sudah dituangkan dalam regulasi yang diatur oleh pemerintah.
Untuk itu diperlukan kerjasama lintas kementerian, lembaga-lembaga keagamaan,
pondok pesantren, dan komunitas pegiat literasi untuk melaksanakan gerakan
literasi naskah-naskah keagamaan pada semua elemen masyarakat.

Lampiran Tidak Tersedia