CADAR DAN MODERASI BERAGAMA (GAGASAN DAN PANDANGAN MAHASISWA BERCADAR TENTANG MODERASI BERAGAMA DI KOTA MAKASSAR)

Ketua Penelitian :

Kategori: Isu Aktual

Anggota:

Publisher: PuslitbangBALK

Diunduh: 104x

Dilihat 797x

Editor: SekretariatBLD

Abstrak:

Penelitian ini membahas pandangan, gagasan dan pengaplikasian moderasi
beragama mahasiswi bercadar di Kota Makassar. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa istilah Moderasi beragama sebagai isu yang tidak populer
bagi mahasiswi bercadar karena pada umumnya mereka tidak pernah mendengar
kata moderasi beragama tersebut. dan adanya kekeliruan dalam  memahami
moderasi beragama karena moderasi beragama dianggap sama dengan
memodernkan agama atau modernisasi agama. Dilihat dari indikator yang disusun
oleh Kementrian Agama yang dijadikan sebagai tolak ukur sehingga seseorang
dapat diklaim moderat yaitu indikator komitmen kebangsaan, toleransi, anti
kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Implementasi Sikap atau
bentuk pengaplikasian mahasiswa bercadar kota Makassar masih tergolong
moderat karena mereka masih menerima pancasila sebagai ideologi Negara,
menerima dan menganggap demokrasi sebagai sistem yang sudah baik di
Indonesia, menerima perbedaan dan bersedia hidup berdampingan dengan orang
yang berbeda keyakinan dengannya, masih memilih Negara Indonesia dibanding
Negara lainnya, tidak setuju terhadap aksi kekerasan dan menerima kebudayaan
lokal yang menurut mereka sesuai dengan ajaran islam. Meskipun masih ada
beberapa hal yang menjadi batasan dan ketidaksetujuannya. Penting untuk
mengoptimalkan kampannye moderasi beragama kepada seluruh masyarakat
khususnya orang-orang yang termarjinalkan atau yang dianggap eksklusif seperti
orang-orang bercadar 
Penelitian ini membahas pandangan, gagasan dan pengaplikasian moderasi
beragama mahasiswi bercadar di Kota Makassar. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa istilah Moderasi beragama sebagai isu yang tidak populer
bagi mahasiswi bercadar karena pada umumnya mereka tidak pernah mendengar
kata moderasi beragama tersebut. dan adanya kekeliruan dalam  memahami
moderasi beragama karena moderasi beragama dianggap sama dengan
memodernkan agama atau modernisasi agama. Dilihat dari indikator yang disusun
oleh Kementrian Agama yang dijadikan sebagai tolak ukur sehingga seseorang
dapat diklaim moderat yaitu indikator komitmen kebangsaan, toleransi, anti
kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Implementasi Sikap atau
bentuk pengaplikasian mahasiswa bercadar kota Makassar masih tergolong
moderat karena mereka masih menerima pancasila sebagai ideologi Negara,
menerima dan menganggap demokrasi sebagai sistem yang sudah baik di
Indonesia, menerima perbedaan dan bersedia hidup berdampingan dengan orang
yang berbeda keyakinan dengannya, masih memilih Negara Indonesia dibanding
Negara lainnya, tidak setuju terhadap aksi kekerasan dan menerima kebudayaan
lokal yang menurut mereka sesuai dengan ajaran islam. Meskipun masih ada
beberapa hal yang menjadi batasan dan ketidaksetujuannya. Penting untuk
mengoptimalkan kampannye moderasi beragama kepada seluruh masyarakat
khususnya orang-orang yang termarjinalkan atau yang dianggap eksklusif seperti
orang-orang bercadar 

Lampiran Tidak Tersedia