Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota: H. Joko Tri Haryanto
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 38x
Dilihat 422x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Kerukunan beragama menjadi prasyarat penting bagi Bnagsa Indonesia untuk melakukan pembangunan. Model kerukunan beragama di antaranya terdapat dalam kearifan lokal masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi dan norma sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kearifan lokal masyarakat di Desa Ngadas Kabupaten Malang dalam membangun kerukunan beragama. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan studi kasus ini mengungkapkan komunitas Tengger di Desa Ngadas yang multi-agama yaitu Budha, Islam, dan Hindu mampu memelihara kerukunan dan keharmonisan beragama melalui berbagai tradisi dan norma adat Tengger. Kerukunan beragama ini tercermin dalam tradisi gentenan (saling bergantian) untuk membantu hajatan sesama warga, sayan (undangan hajatan), genten cecelukan atau gentenan nedha (bergantian mengundang makan), nglayat atau salawatan (membantu tetangga yang kena musibah) dan sebagainya. Tradisi kerukunan tersebut menyiratkan kearifan masyarakat untuk saling membantu karena mereka mengakui kebutuhan diri atas dukungan orang lain.
Kata Kunci: Kearifan Lokal, Tengger, Kerukunan
Kerukunan beragama menjadi prasyarat penting bagi Bnagsa Indonesia untuk melakukan pembangunan. Model kerukunan beragama di antaranya terdapat dalam kearifan lokal masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi dan norma sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kearifan lokal masyarakat di Desa Ngadas Kabupaten Malang dalam membangun kerukunan beragama. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan studi kasus ini mengungkapkan komunitas Tengger di Desa Ngadas yang multi-agama yaitu Budha, Islam, dan Hindu mampu memelihara kerukunan dan keharmonisan beragama melalui berbagai tradisi dan norma adat Tengger. Kerukunan beragama ini tercermin dalam tradisi gentenan (saling bergantian) untuk membantu hajatan sesama warga, sayan (undangan hajatan), genten cecelukan atau gentenan nedha (bergantian mengundang makan), nglayat atau salawatan (membantu tetangga yang kena musibah) dan sebagainya. Tradisi kerukunan tersebut menyiratkan kearifan masyarakat untuk saling membantu karena mereka mengakui kebutuhan diri atas dukungan orang lain.
Kata Kunci: Kearifan Lokal, Tengger, Kerukunan