TRADISI KEAGAMAAN DALAM MANUSKRIP: KAJIAN NILAI AGAMA DAN KARAKTER

Ketua Penelitian : Zulkarnain Yani

Kategori: Isu Aktual

Anggota: Muhamad RosadiReza Perwira

Publisher: BLA-Jakarta

Diunduh: 165x

Dilihat 758x

Editor: SekretariatBLD

Abstrak:

Sebagai bangsa besar yang terdiri dari berbagai suku bangsa, Indonesia memiliki beragam, adat-istiadat, tradisi dan budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur yang bisa menjadi pedoman hidup dan kehidupan sehari-hari. Tradisi merupakan suatu adat kebiasaan, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dan sebagainya  yang turun temurun dari nenek moyang dan yang masih dijalankan dalam masyarakat, khususnya di Indonesia[1]. Disisi lain, manuskrip merupakan teks tertulis yang mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat istiadat serta perilaku masyarakat masa lalu. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk peninggalan budaya material non-tulisan di Indonesia, seperti candi, istana, masjid dan lain-lain, jumlah peninggalan budaya dalam bentuk manuskrip jauh lebih besar[2]. Penelitian ini menemukan bahwa antara tradisi keagamaan; tradisi palangkahan di Sumatera Barat, mamaca syekh di Banten, pembacaan Ratib Al-Haddad dan ratib Samman di Jakarta dan tradisi Nebus Weteng di Cirebon, dengan manuskrip memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Dimana tradisi keagamaan yang dilakukan masyarakat berbasiskan pada manuskrip. Hal ini sebagai bukti bahwa antara budaya dan agama saling berhubungan satu sama lainnya yang memberikan gambaran utuh tentang wujud Islam Indonesia sebagai topografi Islam local di Indonesia.



[1] Dendi Sutarto, “Kearifan Budaya Lokal dalam Penguatan Tradisi Melemang di Tengah Masyarakat Modernisasi di Sungai Keruh Musi Banyuasin Sumatera Selatan”, Makalah Seminar Kepemimpinan Kepemudaan Madya Kementrian Pemuda dan Olahraga RI - PUSKAKEM Universitas Sriwijaya di Hotel Aston Palembang, 2-6 Oktober 2012, hlm. 2

[2] Achadiati, Filologia Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya, 1997, hlm. 24.

 

Sebagai bangsa besar yang terdiri dari berbagai suku bangsa, Indonesia memiliki beragam, adat-istiadat, tradisi dan budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur yang bisa menjadi pedoman hidup dan kehidupan sehari-hari. Tradisi merupakan suatu adat kebiasaan, kepercayaan, kebiasaan, ajaran dan sebagainya  yang turun temurun dari nenek moyang dan yang masih dijalankan dalam masyarakat, khususnya di Indonesia[1]. Disisi lain, manuskrip merupakan teks tertulis yang mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat istiadat serta perilaku masyarakat masa lalu. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk peninggalan budaya material non-tulisan di Indonesia, seperti candi, istana, masjid dan lain-lain, jumlah peninggalan budaya dalam bentuk manuskrip jauh lebih besar[2]. Penelitian ini menemukan bahwa antara tradisi keagamaan; tradisi palangkahan di Sumatera Barat, mamaca syekh di Banten, pembacaan Ratib Al-Haddad dan ratib Samman di Jakarta dan tradisi Nebus Weteng di Cirebon, dengan manuskrip memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Dimana tradisi keagamaan yang dilakukan masyarakat berbasiskan pada manuskrip. Hal ini sebagai bukti bahwa antara budaya dan agama saling berhubungan satu sama lainnya yang memberikan gambaran utuh tentang wujud Islam Indonesia sebagai topografi Islam local di Indonesia.



[1] Dendi Sutarto, “Kearifan Budaya Lokal dalam Penguatan Tradisi Melemang di Tengah Masyarakat Modernisasi di Sungai Keruh Musi Banyuasin Sumatera Selatan”, Makalah Seminar Kepemimpinan Kepemudaan Madya Kementrian Pemuda dan Olahraga RI - PUSKAKEM Universitas Sriwijaya di Hotel Aston Palembang, 2-6 Oktober 2012, hlm. 2

[2] Achadiati, Filologia Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya, 1997, hlm. 24.

 

Lampiran Tidak Tersedia