Ketua Penelitian : Drs. H. Achmad Sidiq, M.S.I.
Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota: Samidi
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 29x
Dilihat 420x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Penelitian seni dan budaya keagamaan di Kabupaten Demak ini merupakan bagian dari penelitian yang dilaksanakan di 9 (sembilan) kabupaten Jawa Tengah (Demak, Kudus, Pati, Magelang, Kebumen, Banyumas, Sukoharjo, Surakarta, dan Sragen). Penelitian tentang Pembinaan Seni Rebana di kabuapten Demak ini penulis fokuskan pada pembinaan yang dilakukan oleh Masjid Agung Demak. Pemilihan lokasi ini berdasarkan historisitas, peran dan fungsi masjid Agung Demak yang sampai saat ini masih dipertahankan. Selain itu, pembinaan yang dilakukan oleh Takmir Masjid Agung Demak yang mewakili pembinaan seni dan budaya Islam pada tingkat Kabupaten Demak.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development (R & D) yang diadaptasi dari pendekatan penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran (minicourses), Borg & Gall melakukannya dengan desain penelitian yang terdiri dari 10 langkah kegiatan. Dari sepuluh langkah penelitian tersebut, pada dasarnya terdiri dari empat tahap kegiatan pokok, yakni: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pengembangan produk; (3) tahap uji coba dan revisi produk; dan (4) tahap diseminasi dan implementasi.
Sebagai bekas pusat pemerintahan Islam pertama di Jawa, Kabupaten Demak masih meninggalkan sisa-siasa sejarah. Bangunan Masjid Agung Demak yang masih berdiri kokoh dan masih dipertahankan keasliannya, makam sultan-sultan Demak di belakang masjid agung, dan juga makam Sunan Kalijaga yang berada di kadilangu, adalah bukti sejarah yang masih lestari sampai saat ini. Peninggalan tradisi dan budaya pada masa Kasultanan Demak juga masih dilestarikan, seperti Grebeg Besar, Sekatenan, Syawalan, dan berbagai seni budaya lainnya. Demikian juga dengan seni rebana, yang merupakan warisan para wali tersebut sampai saat ini masih tetap eksis di Demak. Hal ini terbukti dengan adanya grup kesenian rebana yang mengalami perkembangan cukup pesat, yaitu 428 group musik rebana akustik dan 257 group rebana modern. Pembinaan seni rebana di Demak, selain dilakukan oleh masyarakat sendiri di daerahnya masing-masing, juga dilakukan oleh Masjid Agung Demak dalam sekala lebih besar.
Seni rebana yang pada masa dulu digunakan sebagai media dakwah dan identitas Islam, pada saat ini telah mengalami evolusi. Dipentaskan dalam berbagai macam acara atau pertunjukan. Tidak hanya sebatas ritual, tetapi rebana juga telah menjelma sebagai hiburan masyarakat. Rebana juga telah menjadi komoditi yang cukup lumayan bagi kalangan masyarakat Demak. Hal ini terbukti dengan menjamurnya grup-grup rebana di Demak.
Seni rebana merupakan seni Islami yang erat kaitannya dengan sejarah masuknya agama Islam di Indonesia. Kesenian rebana ini belum menjadi bagian pengawasan dan pembinaan Kementerian Agama. Pembinaan seni rebana selama ini dilakukan oleh masyarakat secara swadaya, termasuk yang dilakukan oleh Masjid Agung Demak. Salah satu bentuk pembinaan yang efektif adalah dengan mengadakan festival atau lomba. Pelaksanaan lomba rebana ini belum memiliki buku pedoman atau panduan. Maka sebagai produk dari penelitian R & D ini adalah diterbitkannya buku panduan lomba rebana.
Kata Kunci : Pembinaan, Seni Rebana, Research & Development (R & D)
Penelitian seni dan budaya keagamaan di Kabupaten Demak ini merupakan bagian dari penelitian yang dilaksanakan di 9 (sembilan) kabupaten Jawa Tengah (Demak, Kudus, Pati, Magelang, Kebumen, Banyumas, Sukoharjo, Surakarta, dan Sragen). Penelitian tentang Pembinaan Seni Rebana di kabuapten Demak ini penulis fokuskan pada pembinaan yang dilakukan oleh Masjid Agung Demak. Pemilihan lokasi ini berdasarkan historisitas, peran dan fungsi masjid Agung Demak yang sampai saat ini masih dipertahankan. Selain itu, pembinaan yang dilakukan oleh Takmir Masjid Agung Demak yang mewakili pembinaan seni dan budaya Islam pada tingkat Kabupaten Demak.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development (R & D) yang diadaptasi dari pendekatan penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran (minicourses), Borg & Gall melakukannya dengan desain penelitian yang terdiri dari 10 langkah kegiatan. Dari sepuluh langkah penelitian tersebut, pada dasarnya terdiri dari empat tahap kegiatan pokok, yakni: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pengembangan produk; (3) tahap uji coba dan revisi produk; dan (4) tahap diseminasi dan implementasi.
Sebagai bekas pusat pemerintahan Islam pertama di Jawa, Kabupaten Demak masih meninggalkan sisa-siasa sejarah. Bangunan Masjid Agung Demak yang masih berdiri kokoh dan masih dipertahankan keasliannya, makam sultan-sultan Demak di belakang masjid agung, dan juga makam Sunan Kalijaga yang berada di kadilangu, adalah bukti sejarah yang masih lestari sampai saat ini. Peninggalan tradisi dan budaya pada masa Kasultanan Demak juga masih dilestarikan, seperti Grebeg Besar, Sekatenan, Syawalan, dan berbagai seni budaya lainnya. Demikian juga dengan seni rebana, yang merupakan warisan para wali tersebut sampai saat ini masih tetap eksis di Demak. Hal ini terbukti dengan adanya grup kesenian rebana yang mengalami perkembangan cukup pesat, yaitu 428 group musik rebana akustik dan 257 group rebana modern. Pembinaan seni rebana di Demak, selain dilakukan oleh masyarakat sendiri di daerahnya masing-masing, juga dilakukan oleh Masjid Agung Demak dalam sekala lebih besar.
Seni rebana yang pada masa dulu digunakan sebagai media dakwah dan identitas Islam, pada saat ini telah mengalami evolusi. Dipentaskan dalam berbagai macam acara atau pertunjukan. Tidak hanya sebatas ritual, tetapi rebana juga telah menjelma sebagai hiburan masyarakat. Rebana juga telah menjadi komoditi yang cukup lumayan bagi kalangan masyarakat Demak. Hal ini terbukti dengan menjamurnya grup-grup rebana di Demak.
Seni rebana merupakan seni Islami yang erat kaitannya dengan sejarah masuknya agama Islam di Indonesia. Kesenian rebana ini belum menjadi bagian pengawasan dan pembinaan Kementerian Agama. Pembinaan seni rebana selama ini dilakukan oleh masyarakat secara swadaya, termasuk yang dilakukan oleh Masjid Agung Demak. Salah satu bentuk pembinaan yang efektif adalah dengan mengadakan festival atau lomba. Pelaksanaan lomba rebana ini belum memiliki buku pedoman atau panduan. Maka sebagai produk dari penelitian R & D ini adalah diterbitkannya buku panduan lomba rebana.
Kata Kunci : Pembinaan, Seni Rebana, Research & Development (R & D)