EKSISTENSI REBANA MODERN DAN SALAFI DI KABUPATEN SRAGEN (Kajian terhadap Grup Rebana Modern Walisongo dan Shobo Guno, Grup Rebana Salafi Amanu MTs Gesi dan Simthutduror Ponpes Banu Saudah)

Ketua Penelitian : Drs. H. Achmad Sidiq, M.S.I.

Kategori: Bahan Kebijakan

Anggota:

Publisher: BLA-Semarang

Diunduh: 48x

Dilihat 425x

Editor: blasemarang

Abstrak:

Abstrak

Tradisi musik rebana, salafi dan modern, di Kabupaten Sragen hadir sebagai musik Islami di tengah maraknya seni tradisional rakyat. Eksistensi rebana salafi atau salapan awalnya merupakan tradisi rutinan membaca solawat di masjid dan musola. Kini tradisi salapan tersebut juga tampil dalam acara aqiqah, pengajian, dan acara ritual masyarakat lainnya. Sebagaimana dilakukan grup rebana salafi Amanu.

Rebana modern Walisongo dirintis KH Ma’ruf Islamuddin sebagai media dakwah sejak era 90-an. Eksistensi rebana Walisongo kini telah go international dan jadwal  pentas dalam negeri hampir setiap hari. Rebana Shobo Guno mengukuhkan diri sebagai rebana progresif di era 2000-an. Grup ini cukup di apresiasi masyarakat dengan jadwal pentas dalam sebulan 8-10 kali.  

Pembinaan rebana di Sragen telah dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah, namun belum maksimal. Demikian pula juklak pelaksaan festival rebana belum ada rumusan baku. Berdasarkan pemikiran tersebut, dengan menggunakan metode R&D Borg and Gall, penelitian ini berhasil merumuskan panduan lomba rebana sebagai salah satu alternatif pembinaan rebana.

 

Kata kunci : eksistensi rebana salafi, eksistensi rebana modern Walisongo, eksistensi rebana modern Shobo Guno.

 

Lampiran Tidak Tersedia

Abstrak

Tradisi musik rebana, salafi dan modern, di Kabupaten Sragen hadir sebagai musik Islami di tengah maraknya seni tradisional rakyat. Eksistensi rebana salafi atau salapan awalnya merupakan tradisi rutinan membaca solawat di masjid dan musola. Kini tradisi salapan tersebut juga tampil dalam acara aqiqah, pengajian, dan acara ritual masyarakat lainnya. Sebagaimana dilakukan grup rebana salafi Amanu.

Rebana modern Walisongo dirintis KH Ma’ruf Islamuddin sebagai media dakwah sejak era 90-an. Eksistensi rebana Walisongo kini telah go international dan jadwal  pentas dalam negeri hampir setiap hari. Rebana Shobo Guno mengukuhkan diri sebagai rebana progresif di era 2000-an. Grup ini cukup di apresiasi masyarakat dengan jadwal pentas dalam sebulan 8-10 kali.  

Pembinaan rebana di Sragen telah dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah, namun belum maksimal. Demikian pula juklak pelaksaan festival rebana belum ada rumusan baku. Berdasarkan pemikiran tersebut, dengan menggunakan metode R&D Borg and Gall, penelitian ini berhasil merumuskan panduan lomba rebana sebagai salah satu alternatif pembinaan rebana.

 

Kata kunci : eksistensi rebana salafi, eksistensi rebana modern Walisongo, eksistensi rebana modern Shobo Guno.

 

Lampiran Tidak Tersedia

Lampiran Tidak Tersedia