Ketua Penelitian : Drs. H. Achmad Sidiq, M.S.I.
Kategori: Bahan Kebijakan
Anggota:
Publisher: BLA-Semarang
Diunduh: 23x
Dilihat 362x
Editor: blasemarang
Abstrak:
Grup kesenian yang menjadi sasaran penelitian adalah Hadrah al Mabarot yang berlokasi di Mangkuyudan, Surakarta. Hadrah al Mabarot berdiri pada tanggal 25 Mei 2000 yang dimotori oleh Bapak M. Dardiri, M. Azizi, dan Heri Sutanto.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan Kementerian Agama dalam pembinaan umat beragama.
Hadrah Al Mabarotdapat memainkan jenis musik klasik dan musik modern. Hal ini disesuaikan dengan pihak yang mengontrak atau nanggap. Musik klasik adalah permainan atau pementasan Hadrah al Mabarotdengan memakai alat musik seperti rebana, teplak, jimbe, marawis, dan bass drum. Sedangkan permainan atau pementasan musik modern ditambah dengan alat seperti orgent, gitar, dan suling. Pementasan al Mabarotdengan musik klasik biasanya dalam acara pegajian, aqiqah, dan lomba. Pementasan dengan musik modern biasanya dalam acara pernikahan.
Pembinaan yang ada bagi seni hadrah di Kota Surakarta antara lain dari pemerintah, organisasi masyarakat (ormas) Islam, dan individu. Pemerintah Kota Surakarta pernah mengadakan karnaval grup hadrah, mengundang hadrah untuk pentas di instansi, dan bantuan keuangan.
Bentuk pembinaan berupa pelatihan dan perlombaan. Pelatihan ini berupa latihan sesuai dengan alat yang dimainkan, seperti rebana, teplak, jimbe, dan lainnya. Setelah pemain menguasai masing-masing alat musik, diadakan latihan gabungan. Bagian vokal dilatih sendiri oleh pelatih vokal. Selain itu dilatih pula mengenai gerakan, kerapian, kekompakan, dan etika dalam pentas. Perlombaan juga termasuk dalam pembinaan karena dengan mengadakan lomba, para pemain hadrah akan bertambah semangat.
Kendala yang dihadapi grup hadrah al Mabarot berasal dari pihak internal dan eksternal. Dari segi internal, kendala yang dihadapi antara lain: kurangnya disiplin personil dalam berlatih, kurangnya penguasaan lagu oleh sebagian vokal, sering berbenturan jadwal pribadi para personil dalam pelatihan, kemampuan yang sangat berbeda-beda dalam bermusik, perbedaan usia, latar belakang personil yang berbeda-beda, kurang lengkapnya alat modern seperti orgent maka selalu meminjam atau menyewa di tempat persewaan orgent. Sedangkan dari segi eksternal, mereka mengalami kendala bahwa adanya paham baru Islam yang kurang begitu suka dengan musik hadrah dan sholawat dan kurangnya dukungan masyarakat.
Kata kunci: hadrah Al Mabarot, klasik, modern, pembinaan
Grup kesenian yang menjadi sasaran penelitian adalah Hadrah al Mabarot yang berlokasi di Mangkuyudan, Surakarta. Hadrah al Mabarot berdiri pada tanggal 25 Mei 2000 yang dimotori oleh Bapak M. Dardiri, M. Azizi, dan Heri Sutanto.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan Kementerian Agama dalam pembinaan umat beragama.
Hadrah Al Mabarotdapat memainkan jenis musik klasik dan musik modern. Hal ini disesuaikan dengan pihak yang mengontrak atau nanggap. Musik klasik adalah permainan atau pementasan Hadrah al Mabarotdengan memakai alat musik seperti rebana, teplak, jimbe, marawis, dan bass drum. Sedangkan permainan atau pementasan musik modern ditambah dengan alat seperti orgent, gitar, dan suling. Pementasan al Mabarotdengan musik klasik biasanya dalam acara pegajian, aqiqah, dan lomba. Pementasan dengan musik modern biasanya dalam acara pernikahan.
Pembinaan yang ada bagi seni hadrah di Kota Surakarta antara lain dari pemerintah, organisasi masyarakat (ormas) Islam, dan individu. Pemerintah Kota Surakarta pernah mengadakan karnaval grup hadrah, mengundang hadrah untuk pentas di instansi, dan bantuan keuangan.
Bentuk pembinaan berupa pelatihan dan perlombaan. Pelatihan ini berupa latihan sesuai dengan alat yang dimainkan, seperti rebana, teplak, jimbe, dan lainnya. Setelah pemain menguasai masing-masing alat musik, diadakan latihan gabungan. Bagian vokal dilatih sendiri oleh pelatih vokal. Selain itu dilatih pula mengenai gerakan, kerapian, kekompakan, dan etika dalam pentas. Perlombaan juga termasuk dalam pembinaan karena dengan mengadakan lomba, para pemain hadrah akan bertambah semangat.
Kendala yang dihadapi grup hadrah al Mabarot berasal dari pihak internal dan eksternal. Dari segi internal, kendala yang dihadapi antara lain: kurangnya disiplin personil dalam berlatih, kurangnya penguasaan lagu oleh sebagian vokal, sering berbenturan jadwal pribadi para personil dalam pelatihan, kemampuan yang sangat berbeda-beda dalam bermusik, perbedaan usia, latar belakang personil yang berbeda-beda, kurang lengkapnya alat modern seperti orgent maka selalu meminjam atau menyewa di tempat persewaan orgent. Sedangkan dari segi eksternal, mereka mengalami kendala bahwa adanya paham baru Islam yang kurang begitu suka dengan musik hadrah dan sholawat dan kurangnya dukungan masyarakat.
Kata kunci: hadrah Al Mabarot, klasik, modern, pembinaan